“Para petani kita saya yakin sudah ahli semua, akan tetapi ilmu itu selalu berkembang sehingga kita perlu meningkatkan kualitas, dalam hal ini pengetahuan kita," katanya.
Dwita berharap petani dan penyuluh juga harus berpikir sebagai pengusaha. "Perlu belajar management, agar usaha pertanian kita menjadi maju."
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Kepala SMKPPN Sembawa Yudi Astoni menyampaikan Low Cost Pressision Farming atau Pertanian Presisi Biaya Murah, sehingga diperlukan teknologi smart farming, hal ini dilakukan untuk menggenjot produktivitas, produksi pertanian yang bernilai jual tinggi.
"Bimtek membahas bagaimana peran pertanian presisi yang murah biaya digunakan, dan seperti apa aplikasinya dalam kegiatan pertanian," katanya.
Praktisi yang hadir dari BPP Lampung Adi Septriadi, Ferdian Hidayatullah dan Hermanto memaparkan pemanfaatan Smart Farming berupa smart irrigation dengan mengandalkan Android.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
"Sistem operasi smartphone kami menjadwalkan dengan tepat, kapan tanaman perlu disiram dan berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman," katanya.
Para narasumber juga mempraktikkan perakitan sistem irigasi ini bersama peserta Bimtek. Kegiatan Bimtek juga memberikan materi tentang bagaimana manajemen kelompok tani. Bimtek dihadiri oleh Kabid Penyuluhan DKPTPH Lampung Tengah, Anggota DPR Provinsi Lampung dan Anggota DPRD Lampung Tengah. [ast/eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.