WahanaNews.co | Sejumlah tantangan serius untuk mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan di Indonesia diungkap Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Selain meningkatnya jumlah penduduk, perubahan iklim serta isu geopolitik, juga minimnya regenerasi petani.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Maklum, sejauh ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh orang tua yang usianya di atas 45 tahun dengan menjalankan usaha tani secara konvensional dan sangat dipengaruhi situasi iklim.
Repotnya, generasi muda Indonesia belum benar-benar tertarik untuk menggeluti sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketersediaan produk pangan pokok.
"Petani di kita ada 33 juta lebih, 70 persen di antaranya berusia lebih dari 45 tahun atau disebut petani kolonial,” tutur Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, saat menutup pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 3 di Bogor, Kamis (22/9/2022) lalu.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Sementara hanya 29 persen petani yang umurnya masih muda alias milenial. Minat generasi muda di bidang pertanian, kata Dedi, cenderung mengalami penurunan dan lebih banyak yang memilih bekerja di kota seperti sektor industri, jasa, dan lainnya.
"Untuk mengatasi persoalan ini kami terus melakukan edukasi kepada anak-anak muda agar tertarik menjadikan petani sebagai profesi. Upayanya bagaimana menjadikan hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan," ujarnya. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.