Secara teknis, Sabo Dam Sungai Rua dibangun secara berseries untuk mengendalikan aliran sedimen, memperlambat aliran debris flow, menahan material batu batu besar dari hulu sehingga dapat meminimalisir risiko bencana banjir lahar di wilayah hilir.
Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Utara M. Saleh Talib menjelaskan bahwa sebagai upaya mitigasi bencana banjir bandang jangka panjang di Kota Ternate, Kementerian PU melalui BWS Maluku utara merencanakan pembangunan total 20 unit Sabo Dam secara bertahap yang tersebar di 11 sungai aliran Gunung Gamalama, yakni Sungai Rua, Sungai Kastela, Sungai Taduma, Sungai Sasa, Sungai Monai, Sungai Batumerah, Sungai Maliaro, Sungai Marikurubu, Sungai Kulaba, Sungai Tabalolo, dan Sungai Haw Amadaha.
Baca Juga:
Bendung Gerak Pamarayan Baru Menyediakan Air Irigasi Dukung Ketahanan Pangan
Sebagaimana diketahui pasca bencana banjir bandang Agustus 2024 lalu, Kementerian PU melakui BWS Maluku utara sudah melakukan penanganan darurat berupa normalisasi alur pada sungai sungai yang pengendapan sedimintasi tinggi serta telah di lakukan Survei Detail Engineering Design (DED) dan hasilnya Sungai Rua termasuk dalam 11 sungai yang berpotensi mengalami kejadian serupa, sehingga memerlukan bangunan pengendali sedimen berupa Sabo Dam.
Selain untuk mengendalikan aliran sedimen banjir bandang pembangunan Sabo Dam ini juga memiliki manfaat lain seperti untuk melindungi daerah hilir, memelihara lingkungan, serta mencegah erosi pada dasar dan tebing sungai. Sabo dam juga dapat berfungsi serba guna sebagai jembatan, jalan, dan sarana irigasi, air baku serta berperan dalam pengembangan daerah. Demikian dilansir dari laman pugoid, Senin (1/9).
[Redaktur: JP Sianturi]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.