WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ledakan kritik terhadap Pertamina soal pembangunan kilang minyak langsung dijawab tegas oleh jajaran direksi perusahaan energi pelat merah tersebut.
PT Pertamina (Persero) menepis anggapan bahwa perusahaan malas membangun kilang minyak dan menyatakan bahwa proyek besar Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan saat ini sedang berjalan sesuai target dengan penyelesaian ditetapkan pada November 2025.
Baca Juga:
Kerugian Rp 2,9 Triliun Pertamina Diduga Berawal dari Desakan Riza Chalid untuk Sewa Terminal BBM
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, saat menghadiri acara CEO Connect 2025 di Menara Kompas pada Kamis (16/10/2025) yang sekaligus menjadi respons terhadap sindiran keras Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
"Kalau males-malesan enggak mungkin panas-panasan bangun kilang," ujar Agung menegaskan bahwa pekerja Pertamina turun langsung ke lapangan untuk memastikan proyek berjalan tanpa hambatan.
Agung mengatakan bahwa komentar yang menyebut Pertamina lamban mungkin merujuk pada kondisi masa lalu, namun saat ini perusahaan telah berubah dan tengah melakukan percepatan di berbagai lini mulai dari transformasi SPBU, peningkatan produksi energi, hingga pembangunan kilang baru.
Baca Juga:
Pemuda Patriot Nusantara Dukung Menkeu Restorasi Pertamina
"Mungkin yang disampaikan itu masa lalu, tetapi masa sekarang Pertamina berubah," kata Agung yang menyebut bahwa perusahaan kini fokus pada penguatan bisnis migas sekaligus mengembangkan energi terbarukan melalui strategi Dual Growth.
Indonesia hingga saat ini masih bergantung pada pasokan minyak impor karena produksi nasional hanya berada di angka 600.000 barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 1,4 juta barel per hari yang membuat sektor hulu dipandang sebagai kunci untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Pertamina, kata Agung, juga menggarap fleksibilitas kilang agar mampu mengolah minyak mentah dalam negeri melalui proyek RDMP Balikpapan yang disebutnya sebagai bukti nyata strategi Dual Growth bukan sekadar slogan.