Sejak lebih 35 tahun, kata Agung, Asian Agri mempunyai kunci sukses bagaimana mendampingi petani untuk meningkatkan kesejahteraan dari segi perkebunan. Pertama, sampai perusahaan berkomitmen membantu petani.
Kedua, organisasi dan kualitas panen. Tandan buah segar (TBS) petani yang dikirim ke pabrik kelapa sawit (PKS) merupakan kualitas yang terbaik dari mulai di kebun, menghitung produksi TBS per hari, per bulan, per enam bulan dan setahun.
Baca Juga:
Tinjau Pabrik Kelapa Sawit di Distrik Bomberay, Bupati Fakfak: Berdampak Positif terhadap Pembangunan
Ketiga, pelatihan teknis dan standar operasional kebun dan non teknis. Salah satunya pelatihan teknis kebun seperti panen, pupuk, pengendalian gulma dan PHT (hama penyakit).
Selanjutnya pelatihan dan pendampingan kelembagaan KUD dan kelompok tani. Asian Agri juga mengadakan studi banding KUD, Kelompok Tani, petani replanting ke kebun plasma dan inti.
Pada program generasi kedua Asian Agri juga menciptakan produktivitas tanaman yang tinggi. Untuk KUD yang sudah bermitra dengan Asian Agri pada replanting di tahun pertama dan kedua potensi bibit Topaz yang ditanam cukup baik. Pada tahun pertama hasil produksi melebihi dari potensi.
Baca Juga:
ISPO Perkuat Kompetensi Minyak Sawit Indonesia Di Pasar Global
Hal ini karena peran serta koperasi dibantu Tim dari Disbun serta perusahaan.
Pada tahun pertama dari potensi produksi mencapai 15 ton per hektar dari standar Topaz 18 ton/Ha. Sedangkan salah satu KUD yang dibina Asian Agri produksi tahun pertama dapat mencapai 22,9 ton/Ha.
Untuk peningkatan pengetahuan petani generasi kedua Asian Agri fokus bagaimana membina, mendidik anak petani sawit. “Jadi kalau dari generasi pertama petaninya sudah berusia 60 tahun, maka kita merangkul anak petani,” ujar Agung.