WahanaNews.co | Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan industri pasar modal Indonesia harus mulai diperhatikan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, mendorong penguatan pasar modal khususnya pemerintah, regulator, dan stakeholder terkait harus menjadi fokus utama.
Baca Juga:
Perseteruan Kadin Memanas Lagi, Pengurus Munaslub Disebut Langgar Aturan
"Jika perekonomian Indonesia ingin cepat pulih pasca Covid-19, maka penguatan pasar saham harus menjadi fokus utama. Saatnya pasar modal menjadi agen utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dari terpaan resesi akibat Covid-19," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid melalui keterangan tertulis, Kamis (2/9/2021).
Menurut dia, studi Bank Dunia bertajuk "Capital Markets Development, Causes, Effect, and Sequencing" mengungkapkan bahwa pertumbuhan investasi saham memiliki korelasi yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi.
"Korelasi tersebut didasarkan besarnya manfaat investasi saham untuk membiayai berbagai sektor ekonomi strategis yakni ekspansi perusahan, pengembangan infrastruktur, perumahan, UMKM, dan perubahan iklim," kata Arsjad.
Baca Juga:
Kadin: Pemimpin Solo Masa Depan Harus Pahami Masalah untuk Kesejahteraan Masyarakat
Selain itu, lanjutnya, ditemukan juga bahwa negara yang memiliki pasar saham kuat akan lebih cepat pulih dari resesi ekonomi ketimbang didominasi sektor perbankan.
"Studi tersebut membuktikan bahwa pasar modal berimbas luar biasa terhadap ekonomi suatu negara. Dari studi ini dapat disimpulkan pasar modal yang kuat dan besar tentu akan menghasilkan ekonomi yang kuat dan besar pula," tuturnya.
Arsjad menambahkan, beruntungnya kondisi pasar modal Indonesia saat ini tetap meningkat kendati pandemi Covid-19 belum usai.
Hal ini satu di antaranya bisa dilihat dari peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia menjadi 2 juta akun pada Februari 2021 dibanding akhir 2018 tercatat 1,6 juta investor, termasuk saham, reksa dana, dan SBN.
"Tentu ini pertumbuhan luar biasa di saat pandemi. Kalau kita lihat 70 persen dari total investor baru adalah kaum melenial dengan rentang usia 18 hingga 30 tahun," pungkasnya. [rin]