WahanaNews.co | PT PLN Unit Induk Daerah (UID) Sumatera Utara membantu meningkatkan produktivitas dan pemasaran kopi dataran tinggi Gunung Meriah "Kopi Si Karta" yang mulai populer di kalangan penikmat kopi di Kabupaten Deli Serdang.
Kopi Si Karta pertama kali diperkenalkan oleh Karang Taruna Garuda. Organisasi remaja ini coba berinovasi untuk mengolah kopi yang dihasilkan oleh petani kopi dari Gunung Meriah sampai bisa dikonsumsi dan dipasarkan ke masyarakat untuk meningkatkan penghasilan para petani kopi.
Baca Juga:
Tren Kopi Sumedang Naik Daun, DiskopUKMPP: Ini Saatnya Inovasi dan Ekspansi!
General Manajer PLN UID Sumut Tonny Bellamy, Selasa, mengatakan PLN mendukung dan membantu para pelaku (Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam meningkatkan produksi.
Tidak hanya itu, PLN juga akan membantu para UMKM dalam memasarkan produk hingga pendapatan UMKM meningkat ke depannya.
"PLN memiliki kewajiban untuk membantu para pelaku UMKM.Melalui rumah BUMN Sibolga pelaku UMKM juga bisa mendapatkan pelatihan, mendesain packaging, pemasaran secara modern hingga sertifikasi halal," ucapnya.
Baca Juga:
5 Penyakit Bisa Menyerah jika Anda Minum Kopi Hitam Tanpa Gula
Tonny berharap dengan bantuan ini, Kopi Si Karta bisa terus meningkatkan produksi dan dapat memperluas pemasaran kopi tidak hanya dalam negeri namun hingga pasar internasional.
"Usaha ini dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat memberikan berkah bagi warga sekitar," katanya.
Founder Kopi Si Karta, Agung Sasmita menyebutkan bahwa Kabupaten Deli Serdang juga memiliki kebun kopi dengan kualitas tidak kalah dengan kopi-kopi yang lainnya.
Ia berharap agar seluruh masyarakat di Kabupaten Deli Serdang dapat menikmati kopi Si Karta yang asli dari daerah sendiri.
Sekarang Karang Taruna Garuda mampu melakukan proses roasting kopi mencapai 3 ton selama setahun, seribu kali lipat dari sebelumnya yang hanya mencapai 30 kg per bulannya.
"Peningkatan produksi kopi Si Karta berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan. Yaitu meningkat hingga 2 kali lipat, dari sebelumnya Rp72 juta menjadi Rp144 juta dalam setahun," katanya. [eta]