Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK per Juni 2025 memperlihatkan kinerja berlapis. Kredit yang disalurkan BPR naik dari Rp144,5 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp152,9 triliun di Juni 2025, atau tumbuh 5,8 persen. 							
						
							
							
								Dari sisi aset, angka tercatat Rp205,57 triliun, naik dibanding Rp196,33 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. DPK pun meningkat dari Rp139,34 triliun menjadi Rp144,85 triliun atau naik 8,63 persen secara tahunan.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										BPR dan BPRS di Kalteng Terus Tunjukkan Tren Positif dengan Pertumbuhan Signifikan
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Namun, di balik pertumbuhan itu, jumlah bank justru menurun. Dari 1.384 BPR pada Juni 2024, kini tersisa 1.339 BPR per Juni 2025. Jumlah kantor juga menyusut dari 5.998 unit menjadi 5.912 unit. 							
						
							
							
								Lebih mencemaskan lagi, kualitas kredit terus melemah dengan NPL mencapai 12,73 persen per Juni 2025, lebih tinggi dibanding 11,39 persen setahun sebelumnya.							
						
							
							
								Kondisi ini diperparah dengan maraknya pencabutan izin usaha BPR dan BPRS sejak awal 2024. Hingga Agustus 2025, OJK sudah mencabut izin 23 bank, termasuk yang terbaru PT BPR Disky Surya Jaya di Deli Serdang, Sumatera Utara. 							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Antisipasi Lonjakan Penutupan Bank, OJK Gaspol Transformasi BPR-BPRS
									
									
										
									
								
							
							
								Sepanjang 2025 saja, sudah tiga bank kecil yang dinyatakan bangkrut.							
						
							
							
								Daftar 23 bank bangkrut di Indonesia antara lain:							
						
							
							
								BPR Wijaya Kusuma