WahanaNews.co, Blitar - Menteri Perdagangan Budi Santoso, atau Mendag Busan, mendukung
produsen coklat di Blitar untuk melebarkan sayap ke pasar mancanegara dengan cara ekspor.
Menurutnya, kualitas coklat Indonesia mampu bersaing secara global. Untuk mendorong ekspor produsen coklat lokal, Kementerian Perdagangan mempunyai program prioritas, yaitu Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Baca Juga:
Resmikan Pasar Rakyat Nglegok di Blitar, Mendag Busan: Pasar Rakyat Dorong Percepatan Pembangunan Daerah
Hal ini disampaikan Mendag Busan saat mengunjungi Kampung Coklat di Blitar, Jawa Timur, Selasa, (4/2). Turut hadir Bupati Blitar Rini Syarifah. Sementara itu, Mendag Busan didampingi Sekretaris Jenderal Kemendag Isy karim.
“Kami melihat besarnya kapasitas produksi coklat dan potensi wisata di Kampung Coklat di Blitar. Coklat diambil dari petani di Blitar dan sekitar Jawa Timur, kemudian hasil produksinya dipasarkan di dalam negeri. Dengan rekam jejak ini, kami mendorong produsen coklat di Blitar untuk menggiatkan pasar ekspor,” ujar Mendag Busan pascakunjungan.
Selain kapasitas produksi yang mumpuni, Mendag Busan juga mengapresiasi dukungan Kampung
Coklat bagi UMKM di sekitar daerah operasinya. Kampung Coklat turut menyokong UMKM di sekitar kawasan melalui konsep desa wisata dan edukasi coklat bagi anak-anak.
Baca Juga:
Daun Kratom Tertahan 57 Kontainer, DPR Desak Mendag Terbitkan Izin Ekspor
Mendag Busan mengatakan, ada sejumlah peluang yang terbuka jika para produsen coklat lokal ikut
memanfaatkan UMKM BISA Ekspor. Selain membuka pasar ekspor bagi coklat lokal, UMKM BISA Ekspor juga dapat mengoptimalkan upaya hilirisasi coklat. Sehingga, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk coklat jadi alih-alih ekspor bahan baku.
“Kami mengajak produsen coklat dan UMKM coklat untuk ikut Program UMKM BISA Ekspor. Kami ingin coklat yang beredar di pasar global benar-benar datang dari negara produsen coklat. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi eksportir bahan baku dan pasar produk coklat yang sudah jadi,”
kata Mendag Busan.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]