WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mewanti-wanti pelaku usaha untuk mengantisipasi potensi pecahnya gelembung (bubble) industri kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang berpotensi mengganggu perekonomian. Kondisi bubble terjadi ketika pertumbuhan permintaan dan ekspektasi terhadap penggunaannya jauh melebihi kinerja dan nilai aslinya.
"Kita akan lihat bagaimana AI bubble di Amerika. ini kita harus hati-hati," ujar Luhut di acara Solo Investment Forum di Solo, Jumat (12/12/2025).
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Nilai Langkah PPU-Kanada di Kawasan Otorita IKN Jadi Model Diplomasi Ekonomi Daerah Visioner
Investasi global di bidang AI sendiri meroket selama satu dekade terakhir.
Menurut studi dari Human-Centered Artificial Intelligence (HAI) Stanford University, investasi dari korporasi untuk pengembangan AI mencapai US$252,3 miliar pada 2024 lalu.
Sejumlah perusahaan seperti Microsoft, dan Oracle pun menggelontorkan dana US$35 miliar untuk infrastruktur AI hingga September 2025.
Baca Juga:
Didukung Infrastruktur Strategis dan 7 Daerah, MARTABAT Prabowo–Gibran Nilai Helmy Yahya Sosok Tepat Majukan Metropolitan Rebana
"Ini juga berbahaya, sangat berbahaya. Kalau sampai ini pecah, itu akan berdampak ekonomi luas," ujarnya.
Mantan menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi (menkomarves) itu pun mengimbau agar semua pelaku ekonomi mengambil ancang-ancang menghadapi pecahnya bubble AI tersebut.
Menurut Luhut, dampak pecahnya gelembung AI di Amerika akan berdampak luas.