WahanaNews.co | Pemerintah Malaysia buka suara terkait proyeksi penurunan permintaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai akibat kebijakan Indonesia yang memperpanjang pembebasan pungutan ekspor komoditas tersebut.
Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Datuk Zuraida Kamaruddin, menyatakan, permintaan CPO masih akan tetap stabil ke depan.
Baca Juga:
Kronologi Ketegangan Pengawal Airlangga Hartarto dan Wartawan di Kejagung
Diketahui, produk CPO dua negara tetangga itu tengah bersaing untuk mendapatkan bagian dari permintaan pasar global.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini, (permintaan) CPO kita tidak akan terpengaruh. Pasar (global) masih kekurangan minyak sawit,” katanya, dikutip dari Bernama, Sabtu (24/9/2022).
Zuraida menegaskan, kebijakan RI tidak akan berdampak terhadap pasar komoditas di tingkat lokal.
Baca Juga:
Periode 16-31 Oktober 2022, Harga Referensi CPO Turun
Pernyataan itu seolah merespons kabar yang sebelumnya beredar bahwa ekspor CPO Malaysia diperkirakan akan anjlok dalam 2-3 bulan ke depan.
Sebelumnya, Direktur Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), Ahmad Parveez, mengkhawatirkan potensi penurunan ekspor CPO Malaysia dapat meningkatkan persediaan di akhir tahun menjadi 2,5 juta metrik ton.
“Dengan cara Indonesia melepas persediaannya sekarang, kami mengantisipasi dua hingga tiga bulan ke depan ekspor Malaysia akan turun,” kata Ahmad, Kamis (22/9/2022).