Sedangkan pasar tujuan ekspor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar diantaranya Bulgaria
sebesar 97,41 persen, Turki (20,35 persen), Kanada (16,92 persen), Taiwan (12,68 persen), dan Korea
Selatan (10,79 persen) (MoM).
Ditinjau dari kawasan, peningkatan ekspor terbesar terjadi di wilayah Eropa Utara dengan kenaikan
sebesar 22,49 persen, Asia Selatan (21,53 persen), dan Eropa Barat (20,54 persen).
Di sisi lain, pelemahan ekspor terbesar terjadi ke beberapa kawasan seperti Amerika Tengah turun 34,74 persen,
Karibia (21,31 persen), dan Afrika Timur (21,20 persen) MoM. Secara kumulatif, ekspor periode Januari-Oktober 2023 tercatat sebesar USD 214,41 miliar, turun 12,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY) yang tercatat USD 244,06 miliar.
Baca Juga:
ITPC Chicago Imbau Eksportir Perhatikan Rencana Aturan Baru AS Terkait Pewarna Sintetis
Penurunan ekspor tersebut disebabkan melemahnya ekspor nonmigas sebesar 12,74 persen dan
penurunan ekspor migas sebesar 2,06 persen (YoY).
Impor Seluruh Golongan Naik
Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat sebesar USD 18,67 miliar. Nilai ini meningkat 7,68 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM).
Baca Juga:
Produk Makanan Sehat dan Organik Indonesia Unjuk Gigi di CHFA NOW 2025
Peningkatan ini didorong peningkatan impor nonmigas sebesar 10,37 persen, sementara impor migas turun 3,66 persen (MoM). Peningkatan impor pada Oktober 2023 terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang.
Kenaikan impor tertinggi terjadi pada
golongan barang modal sebesar 14,52 persen, diikuti barang konsumsi (9,18 persen), dan bahan/baku penolong (5,87 persen) (MoM).
Peningkatan impor barang modal didorong kenaikan impor beberapa produk, yaitu ponsel pintar, peralatan radar untuk keperluan militer, komputer pribadi lainnya tidak termasuk komputer portabel
(laptop/notebook), dan alat penyulingan yang dioperasikan secara elektrik.