WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan, Indonesia saat ini masuk dalam deretan negara di dunia dengan angka pertumbuhan ekonomi terbaik.
Hal ini didasarkan pada data yang diolah dari tradingeconomics.com dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 17 Maret 2024, yang menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menempatkannya pada peringkat ke-53 dari total 185 negara di dunia.
Baca Juga:
Rakor Besar di Sentul, Presiden Prabowo dan 7 Menteri Koordinator Siap Beri Panduan ke Daerah
"Kita melihat di Indonesia bahwa relatif bersyukur pertumbuhan ekonomi kita masih di atas 5 persen, dan ini diakui oleh dunia, relatif bagus," kata Tito, melansir Antara, Selasa (19/3/2024).
Dalam konteks kesuksesan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, saat ini terdapat banyak negara yang menghadapi resesi, seperti Jepang yang telah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Mengambil pelajaran dari situasi tersebut, dia menekankan kepada seluruh pimpinan daerah, bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan, untuk terus memonitor kondisi Indeks Perkembangan Harga (IPH) dan Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah masing-masing.
Baca Juga:
30 Anggota DPRD Kabupaten Kolaka Periode 2024-2029 Dilantik di Rapat Utama
"Pengendalian inflasi ini harus kita jadikan atensi yang sangat penting, di samping untuk menjaga situasi ekonomi dan membantu masyarakat dan juga sekaligus kita memang harus secara jeli dan detail setiap wilayah masing-masing," ujarnya.
Selain masalah inflasi, Tito juga meminta pemerintah daerah (Pemda) mewaspadai gejolak alam yang terjadi beberapa kurun waktu terakhir seperti La Nina yang menyebabkan terjadinya banjir di beberapa wilayah di Indonesia.
Kondisi ini pun dikhawatirkan akan berdampak pada turunnya kemampuan produksi pangan dalam negeri.
"Kita betul-betul navigasi dengan semua stakeholder pusat maupun daerah bisa mengendalikan daerahnya masing-masing dan pusat juga melakukan intervensi yang tepat di daerah yang memang perlu untuk didorong atau didukung," ujar Tito.
Selain itu, perhatiannya juga tertuju pada 10 provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi pada bulan Februari. Provinsi-provinsi tersebut mencakup Papua Selatan, Gorontalo, Papua Tengah, Bengkulu, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, dan Lampung.
Sementara itu, ada juga 10 kabupaten yang mengalami tingkat inflasi tertinggi, antara lain Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Toli-toli, Pasaman Barat, Wajo, Gorontalo, Rembang, Halmahera Tengah, Kampar, dan Muara Enim.
Di sisi lain, terdapat 10 kota dengan tingkat inflasi tertinggi, di antaranya Baubau, Bekasi, Bengkulu, Probolinggo, Balikpapan, Jambi, Bogor, Sibolga, Kupang, dan Samarinda.
"Sementara daerah-daerah yang sudah rendah, tentu kita berharap kami berikan apresiasi sekaligus juga tolong untuk betul-betul dijaga di angka yang di bawah nasional, 2,75 persen (angka inflasi nasional bulan Februari secara year on year)," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]