WahanaNews.co, Jakarta – Pengoperasian Bandara Kertajati merupakan pengalihan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, yang antara lain bertujuan meningkatkan faktor keselamatan dan keamanan penerbangan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melepas dua penerbangan sekaligus untuk pertama kalinya di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati yang resmi mulai beroperasi pada Minggu (29/10/2023).
Baca Juga:
Israel Meretas Menara Kendali Bandara Internasional Beirut, Keluarkan Ancaman
"Kita butuh runway yang lebih panjang dari Bandara Husein, supaya pesawat besar seperti Boeing 777 bisa mendarat sehingga penerbangan dari luar negeri baik dari Asia, Eropa, dan negara lainnya, bisa langsung mendarat di Jawa Barat. Maka itu penerbangan kita pindah ke Bandara Kertajati," ujar Budi.
Budi kemudian mendorong agar seluruh pemangku kepentingan termasuk kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, Dinas Pariwisata, hingga pelaku usaha hotel dan travel mendukung operasional di Bandara Kertajati.
"Dengan semakin baiknya konektivitas diharapkan akan meningkatkan perekonomian dan potensi wisata yang akan mendorong kesejahteraan masyarakat, serta mempersatukan Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Kejar Target HUT RI, Pembangunan Bandara VVIP di IKN Dipacu dengan Dana Rp 4,2 T
Sementara, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama, Hilman Latief meyakini bahwa potensi penerbangan haji dan umroh melalui Bandara Kartajati sangat baik dan akan semakin meningkat. Terlebih, Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jemaah haji terbanyak.
"Untuk itu akan kita optimalkan tahun depan seiring dengan adanya kuota tambahan. Kami juga mengimbau penyelenggara umroh dan calon jemaah umroh turut memanfaatkan dan meramaikan Bandara Kertajati," kata Hilman.
Bandara Kertajati memiliki luas lahan sebesar 1.800 hektar, dengan luas terminal penumpang 121 ribu meter persegi dan terminal kargo 90 ribu meter persegi, serta panjang runway 3 ribu meter x 60 meter.
Bandara ini diproyeksikan dapat melayani sebanyak 5,6 sampai 12 juta penumpang per tahun hingga 2024, dengan proyeksi penumpang mencapai 29,3 juta orang per tahun pada 2032.
Menyusul pengalihan penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati, setiap hari akan ada 16 penerbangan dengan kapasitas tempat duduk sebesar 32.760 pax per minggu atau 4.680 pax per hari (datang dan berangkat).
Adapun tujuh rute yang dialihkan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati yaitu tujuan Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), serta Palembang (PLM). Ketujuh rute itu dilayani pesawat jet maskapai Citilink, AirAsia, serta Super Air Jet.
Untuk rute penerbangan berjadwal luar negeri tujuan Kuala Lumpur, Malaysia telah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023, serta penerbangan umroh dan haji.
Budi mengungkapkan, aksesibilitas dari dan ke Bandara Kertajati kini semakin mudah dan cepat melalui Tol Cisumdawu.
Selain itu, masih ada beragam pilihan moda transportasi massal, misalnya bus Damri, travel, taksi dan mikro bus dari sejumlah titik di kawasan Bandung Raya dan daerah lain seperti Sumedang, Cirebon, Kuningan, Karawang, Majalengka, Tasikmalaya, Indramayu, Cimahi, Purwakarta, Subang, Ciamis, Banjar, serta Pangandaran.
Di Bandara Husein Sastranegara Bandung sendiri, ditegaskan masih tetap melayani angkutan niaga berjadwal dalam negeri jenis propeler dengan rute intra Jawa dan Lampung, serta penerbangan charter.
Pada penerbangan perdana hari ini, tingkat okupansi penumpang pesawat tercatat mencapai 80 persen, khususnya di rute favorit seperti Denpasar, Medan, serta Balikpapan.
"Diproyeksikan okupansi akan semakin meningkat pada masa peak season, yaitu libur Natal dan akhir tahun," kata Budi.
[Redaktur: Alpredo Gultom]