Saat ini, ketika ekonomi Indonesia sudah mulai membaik, transaksi online pun tercatat meningkat bila dibanding masa sebelum pandemi. Penggunaan internet oleh UMKM dalam menjalankan roda usaha sudah mencapai 87,43 persen. Hanya 12,57 persen UMKM yang masih sama sekali belum menggunakan internet sebagai sarana pengembangan bisnisnya.
Tak hanya fokus pada berbagai marketplace yang ada, pelaku UMKM juga sudah menyadari media sosial juga bisa efektif untuk menjual produk barang/jasa yang mereka jajakkan. 84,75 persen UMKM sudah mulai menggunakan media sosial.
Baca Juga:
Sandiaga Ajak Generasi Muda Maksimalkan Potensi Ekonomi Digital yang Semakin Luas
"Bukan itu saja, 82,14 persen UMKM ternyata juga sudah melakukan promosi melalui internet. Promosi lewat internet ini dilakukan karena dirasa efektif. Sebab 44,88 persen UMKM yang melakukan promosi di internet mengalami peningkatan penjualan 2 kali lipat dan bahkan 16,56 persen lainnya merasakan peningkatan penjualan lebih dari 2 kali lipat," paparnya.
Sementara itu, generasi milenial memiliki tantangan seperti kesiapan menghadapi kecanggihan teknologi melalui sistem otomasi, berpadunya pasar dunia, dan bonus demografi Indonesia.
Namun di sisi lain, wilayah geografis Indonesia sebagai episentrum aktivitas dan dinamika memungkinkan terbukanya peluang lapangan kerja baru dengan inovasi bisnis start-up.
Baca Juga:
Kemenparekraf-CTM 360 Bahrain Kolaborasi Perkuat Keamanan Ekonomi Digital
Karenanya, peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia perlu dilakukan.
Sebab dengan akses pendidikan yang seluas-luasnya, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta penguasaan teknologi akan mendorong naiknya kualitas pendidikan di masyarakat.
Hal ini sejalan dengan Pengembangan Kepemudaan Kemenpora dalam mendorong pemuda berdaya saing yaitu kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan dan kesukarelawanan.