WahanaNews.co, Jakarta - Pernah nggak kamu mikir, kenapa harga cabai bisa naik saat musim hujan, tapi turun waktu panen raya? Atau kenapa harga Bitcoin bisa melonjak hanya karena sentimen investor global berubah?
Semua itu terjadi karena satu hal: mekanisme pasar. Sebuah sistem alami yang mengatur bagaimana harga terbentuk lewat interaksi antara penjual dan pembeli.
Baca Juga:
Ekonomi Digital Asia Tenggara Melonjak, Indonesia Jadi Penggerak Utama Transformasi Kawasan
Menariknya, prinsip ini berlaku di mana-mana — dari pasar tradisional sampai ekosistem digital asset seperti kripto. Jadi, memahami mekanisme pasar bukan cuma penting buat ekonom, tapi juga buat kamu yang ingin lebih melek finansial dan investasi.
Apa Itu Mekanisme Pasar?
Secara sederhana, mekanisme pasar adalah proses terbentuknya harga barang dan jasa melalui interaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Ketika permintaan naik sementara pasokan terbatas, harga akan naik. Sebaliknya, saat pasokan melimpah dan permintaan menurun, harga otomatis turun.
Baca Juga:
Hari Pelanggan Nasional: KRT Tohom Purba Ajak Masyarakat Jadi Konsumen Cerdas, Bukan Sekadar Pengguna
Sistem ini berjalan secara alami tanpa perlu campur tangan langsung dari pemerintah. Di sinilah kekuatan pasar bekerja menentukan keseimbangan.
Prinsip yang sama juga berlaku dalam dunia kripto. Kalau kamu sering baca berita crypto, kamu bakal lihat bagaimana harga Bitcoin atau Ethereum bisa berubah hanya karena pergeseran minat investor atau perilisan data ekonomi baru.
Artinya, baik di dunia nyata maupun digital, hukum permintaan dan penawaran tetap jadi “mesin utama” yang menggerakkan ekonomi.