Tantangan tersebut mulai dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrem, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.
“Kita menghadapi ancaman dunia, yaitu krisis berlapis tentang pangan dan energi, maka dari itu semua produktivitas hanya bisa naik kalau pupuknya tersedia. Oleh karena itu, tentu saja dengan hati, kerja sama, kita adaptasi cuaca, kita sesuaikan pupuknya," ujar Mentan.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan Petrokimia Gresik memiliki sejarah panjang dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Petrokimia Gresik menjadi pioneer dalam sejumlah teknologi pertanian, di antaranya pertama di Indonesia yang memproduksi pupuk phosphate tahun 1979, kemudian pupuk NPK (2000), pupuk organik granul (2005), dan pupuk organik cair (2021).
“Petrokimia Gresik akan terus berinovasi untuk mendukung pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Selain itu, Petrokimia Gresik telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 54 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi nasional.
"Dalam pelaksanaannya, Petrokimia Gresik selalu siap menjalankan amanah pemerintah, termasuk penyesuaian kebijakan subsidi nantinya," tutup Dwi. [qnt]