WahanaNews.co, Dushanbe - Di sela-sela kegiatan The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference di Republik Tajikistan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Komite Negara untuk Investasi dan Manajemen Barang Milik Negara (BMN) Republik Tajikistan Sulton Rahimzoda, Selasa (11/6).
Menteri Basuki mengatakan Indonesia serius untuk mencapai net zero carbon dengan menerapkan transisi sumber energi terbarukan, salah satunya pembangunan bendungan PLTA. Indonesia telah membangun 248 bendungan di mana 61 bendungan dibangun pada periode 2015-2024, di mana 43-nya memiliki potensi PLTA 255,15 MW.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Sementara di antara 248 bendungan, terdapat 246 bendungan memiliki potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung hingga 13,575 MW. Sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2023 tentang bendungan area yang digunakan bisa lebih dari 20%, asalkan memiliki rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan.
“Saat ini Indonesia sedang membangun PLTA Kayan Cascade di Kalimantan Utara yang merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 9000 MW. Ini akan memasok kawasan industri hijau di Kalimantan Utara, serta Ibu Kota Nusantara (IKN). Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga tengah membangun PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengatakan Tajikistan memiliki banyak keahlian teknis di bidang PLTA. Tajikistan memiliki PLTA Nurek dengan kapasitas terpasang lebih dari 3.000 megawatt, yang dapat menghasilkan sekitar 50 persen dari total kebutuhan energi tahunan di Tajikistan. Pemasangan turbin baru selama proyek rehabilitasi, juga meningkatkan manfaat hingga 35 tahun dan meningkatkan kapasitas dari 40 MW menjadi 375 MW.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
“Untuk meningkatkan kerja sama Indonesia dengan Tajikistan, kami berharap kita bisa melakukan penjajakan kerja sama di antaranya pada pertukaran pengetahuan dan investasi pada PLTA di Indonesia, termasuk untuk IKN. Kami juga berharap dapat melakukan pertukaran informasi, praktik terbaik, serta training pada bidang pengembangan infrastruktur, teknologi digital dan keuangan,” ungkap Menteri Basuki.
Pada kesempatan ini Menteri Basuki juga memberikan apresiasinya kepada Pemerintah Tajikistan atas terselenggaranya The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference yang diharapkan dapat membawa dampak pada Agenda Aksi Air untuk membantu mengimplementasikan hasil Konferensi Air PBB 2023.
“Kita betul-betul harus dapat mengimplementasikan apa yang telah disepakati dalam resolusi PBB, Dushanbe Conference dan World Water Forum ke-10,” ujar Menteri Basuki.