WahanaNews.co | Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 7,56 miliar dolar AS pada April 2022, yang sekaligus jadi surplus RI ke-24 kali berturut-turut.
"Jadi, surplus kita cukup tinggi dan ini beruntun selama 24 bulan. Komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar itu berasal dari lemak dan minyak hewan atau nabati kemudian bahan bakar mineral," kata Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Selasa 17 Mei 2022.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Margo menyampaikan negara penyumbang surplus terbesar pada April 2022 yakni Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.
Neraca perdagangan Indonesia dengan AS mengalami surplus 1,6 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang surplus utamanya berasal dari pakaian dan aksesorinya atau rajutan, diikuti alas kaki.
Kemudian, surplus neraca dagang RI terbesar kedua berasal dari India yakni sebesar 1.5 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus berupa bahan bakar mineral, diikuti lemak dan minyak hewan nabati.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Sedangkan penyumbang surplus ketiga adalah perdagangan RI dengan Filipina yang surplus 977,9 juta dolar AS, dengan penyebab surplus berasal dari bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga mengalami defisit neraca dagang dengan sejumlah negara yang terbesarnya dengan Argentina, Australia, dan Thailand.
Dengan Argentina, neraca perdagangan RI mengalami defisit 320,2 juta dolar AS, di mana penyebabnya karena Indonesia mengimpor serealia, serta ampas dan sisa industri makanan.