Sedangkan dengan Australia, Indonesia mengalami defisit 283,5 juta dolar AS, di mana penyebab utamanya yakni RI mengimpor bahan bakar mineral dan serealia.
Terakhir defisit neraca perdagangan terbesar ketiga RI adalah dengan Thailand, yakni sebesar 217,9 juta dolar AS, dengan penyebab utamanya impor plastik dan barang dari plastik, serta gula dan kembang gula.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Dengan demikian, secara kumulatif, neraca perdagangan RI pada Januari-April 2022, Indonesia mengalami surplus 16,89 miliar dolar AS.
"Kalau kita lihat, tren surplus ini adalah surplus kita yang terbaik pada periode 2017-2021," pungkas Margo. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.