WahanaNews.co | Bank Indonesia (BI) memaparkan omzet industri halal dunia sekitar 2 triliun dollar AS, melebihi produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang sekitar 1,2 juta dollar AS.
Namun sayangnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, hingga saat ini industri halal dunia masih didominasi oleh negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim.
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Misalnya, eksportir utama daging halal ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ialah Brazil, India, dan Amerika Serikat. Sementara negara eksportir fashion Muslim ke negara-negara OKI ialah Tiongkok, Turki, dan India.
Dia bilang, hal tersebut tersebut membuktikan bahwa masih banyak peluang yang harus dimanfaatkan Indonesia di industri halal ini.
Mengingat mayoritas penduduk Indonesia sebagian besar beragama Islam sehingga seharusnya sudah terbentuk ekosistem syariah yang memudahkan Indonesia melakukan produksi hingga pemasaran di industri ini.
Baca Juga:
BI Soroti Tren Deflasi, Imbau Warga Lebih Aktif Berbelanja
"Jadi potensi kita masih sangat besar untuk kita kembangkan, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor seperti fashion muslim," ujarnya saat acara Digital and Sharia Economic Festival (DIGISEF) yang disiarkan virtual, Jumat (2/9/2022).
Kendati demikian, Juda mengungkapkan, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kinerja yang positif.
Kinerja positif tersebut tercermin saat tahun 2021 Indonesia menjadi peringkat pertama sebagai negara dengan pengembangan eksosistem ekonomi keuangan syariah di dunia.
Dia bilang, dengan sudah terbentuknya ekosistem ekonomi keuangan syariah, maka seharusnya Indonesia dapat terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
"Jadi diharapkan dengan adanya ekosistem, termasuk mulai dari produksi, pemasaran, kemudian juga fasilitas untuk sertifikasi halal, pembiayaan perbankan dan nonperbankan juga," ucapnya.
Namun demikian, kata dia, Indonesia tidak boleh puas dengan capaian yang positif tersebut lantaran masih banyak yang harus dilakukan untuk meraup potensi di industri halal dunia.
Oleh karenanya, BI bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berupaya untuk mendorong Indonesia agar dapat meraup potensi yang besar tersebut di industri halal dunia.
"BI beserta anggota KNEKS mendorong industri makanan halal, fashion, dan pertanian dalam arti yang lebih luas," kata Juda. [rin]