WAHANANEWS.CO, Jakarta - PLN mengerahkan 30 ton peralatan pemulihan jaringan ke Aceh, sebuah operasi darurat yang disorot langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian karena menjadi kunci menyalakan kembali listrik di daerah terdampak banjir dan longsor.
Mendagri Tito Karnavian mengatakan bahwa ia telah berkoordinasi dengan Direktur Utama PLN dan memastikan kebutuhan tower pengganti serta seluruh peralatan berat sudah dikirim dari Jakarta ke Banda Aceh.
Baca Juga:
Pengungsi Banjir di Bireuen Mulai Sakit, Layanan Kesehatan dan Air Bersih Mendesak
“Saya sudah koordinasi dengan Dirut PLN, intinya perlu dibangun tower pengganti, dan kemudian peralatan lebih kurang 30 ton sudah dibawa dari Jakarta ke Banda Aceh,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Tito menyampaikan pernyataan itu usai menyerahkan bantuan sandang dan pangan untuk para pengungsi di Gampong Blang Awee dan kompleks perkantoran Bupati Pidie Jaya, Aceh.
Ia menjelaskan bahwa distribusi peralatan tower pengganti hanya dapat dilakukan melalui jalur udara menggunakan helikopter karena kondisi darat belum memungkinkan.
Baca Juga:
PLN Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Aceh, Direksi Turun Langsung ke Lokasi
Namun, helikopter tersebut hanya mampu mengangkut enam ton dalam satu kali penerbangan sehingga proses pengiriman 30 ton logistik membutuhkan lima hari atau enam ton per hari.
Tito menambahkan bahwa estimasi total pekerjaan adalah tujuh hari termasuk dua hari pemasangan dan perbaikan tower seraya menyampaikan “Lima hari terus tambah dua hari perbaikan jadi diperkirakan tujuh hari, Insya Allah hari Sabtu nanti listrik akan jalan”.
Ia menegaskan bahwa jika listrik kembali menyala maka komunikasi dan koordinasi penanganan bencana akan jauh lebih mudah di Aceh.
Tito menjelaskan bahwa gangguan telekomunikasi di wilayah terdampak terjadi karena listrik padam sementara Aceh bergantung pada dua pembangkit listrik yang berada di Arun Lhokseumawe dan Kabupaten Nagan Raya.
Menurut Tito, pembangkit di Arun melayani wilayah timur Aceh dan Kota Langsa sehingga tetap stabil, sedangkan jalur ke wilayah barat padam termasuk Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen yang paling terdampak banjir.
Ia menambahkan bahwa Banda Aceh sementara hanya menerima pasokan dari Nagan Raya sehingga tidak maksimal karena biasanya disuplai bersamaan dari Arun dan Nagan Raya.
Sebagai informasi, banjir dan longsor sejak Selasa (18/11/2025) berdampak pada 16 dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Akibat bencana tersebut, sebanyak 12 tower SUTT 150 kV roboh di Kabupaten Bireuen sehingga sejumlah wilayah menghadapi pemadaman listrik dan gangguan telekomunikasi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]