WahanaNews.co | Kondisi perdagangan Indonesia yang tetap tumbuh positif di tengah ketidakpastian global dan ancaman stagflasi menjadi optimisme bersama untuk terus melakukan optimalisasi pasar.
Melalui program prioritas dan penyusunan analisis kebijakan perdagangan yang responsif dan antisipatif, Kementerian Perdagangan berkomitmen terus mengembangankan potensi pasar domestik dan global sebagai upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang
Hal ini ditegaskan Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan Kasan saat membuka acara Diseminasi Hasil Analisis BKPerdag Tahun 2022 #3.
Kegiatan yang mengangkat tema ‘Optimalisasi Potensi Pasar Domestik dan Pasar Global dalam Percepatan Kinerja Perdagangan’ini diselenggarakan secara hibrida di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (22/9).
“Saat ini kondisi perdagangan nasional menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari kenaikan harga pangan dan energi di dalam negeri sampai dampak krisis geopolitik di beberapa kawasan. Oleh karena itu, Kemendag terus berupaya merumuskan kebijakan dan program prioritas yang dapat mendorong optimalisasi pasar,” ujar Kasan.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
Menurut Kasan, merespons perkembangan kondisi global dan nasional, Kemendag menjalankan beberapa program prioritas. Sebagai prioritas pertama dan utama adalah pengendalian harga dan distribusi barang kebutuhan pokok (bapok), dengan tujuan menjaga inflasi. Prioritas lainnya adalah peningkatan penggunaan produk dalam negeri, optimalisasi perjanjian perdagangan internasional, fasilitasi promosi dan ekspor, serta peningkatan perlindungan konsumen.
“Selain itu, kebijakan dan program lainnya, di antaranya adalah program untuk mewujudkan digitalisasi 1 juta pedagang, mendorong kemitraan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan ritel modern, hotel dan lokapasar domestik, serta promosi dan sertifikasi produk halal,” imbuh Kasan.
Kasan menambahkan, Kemendag melalui BKPerdag terus melakukan serangkaian analisis untuk mendukung perumusan kebijakan yang dapat mengoptimalkan potensi pasar. Untuk pasar global, total ekspor Indonesia selama periode Januari-Agustus 2022 mencatatkan pertumbuhan 35,42 persen (YoY) dengan nilai mencapai USD 194,60 miliar.
Peningkatan ekspor tersebut antara lain didukung pertumbahan ekspor ke pasar utama seperti Tiongkok yang pada periode tersebut mencapai USD 39,08 miliar atau tumbuh 29,77 persen (YoY).
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Fatturahman menyampaikan, pertumbuhan positif kinerja perdagangan diharapkan juga dapat membuka peluang bagi NTB untuk mempercepat pemulihan ekonomi, terlebih saat ini Mandalika telah menjadi Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP).
“Keberadaan salah satu DPSP di NTB telah menjadi magnet tersendiri dan membuka peluang-peluang yang ada,” terangnya.
Diseminasi Hasil Analisis Tahun 2022 ini dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan. Dalam kegiatan ini BKPerdag mendiseminasikan tiga hasil analisis terpilih dari bidang perdagangan dalam negeri, luar negeri, dan kerja sama perdagangan internasional.
Hasil analisis tersebut adalah Analisis Ekspor Getah Pinus dan Produk Olahannya, Potensi Perdagangan Produk Halal UMK di Indonesia setelah UU Cipta Kerja, serta Analisis Biaya dan Manfaat PRETAS dalam TPS- OIC Bagi Indonesia. [qnt]