WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) alat angkut melalui penguatan rantai pasok industri otomotif nasional, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku. Upaya ini dilakukan dengan menjamin ketersediaan bahan baku logam yang sesuai standar industri, kompetitif dari sisi harga, serta berkelanjutan dalam ketersediaan pasokannya.
“Melalui upaya strategis ini, kami optimistis, IKM alat angkut dapat semakin produktif, efisien, dan siap terintegrasi ke dalam jaringan industri otomotif nasional maupun global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/8).
Baca Juga:
Apresiasi Komitmen Investasi, Kemenperin Resmikan Apple Developer Academy Bali
Salah satu langkah nyata untuk memacu pengembangan IKM alat angkut, yakni melalui penguatan Material Center di lingkungan UPTD Pengembangan Industri Logam (PILOG) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Fasilitas ini menjadi pusat layanan penyediaan bahan baku logam bagi IKM, yang tidak hanya memastikan kualitas bahan, tetapi juga mempermudah akses dengan harga yang lebih bersaing.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kemenperin, Reni Yanita menjelaskan, Material Center memiliki peran strategis dalam mendukung dan menjaga kesinambungan ekosistem industri otomotif nasional.
“Kehadiran Material Center di Purbalingga menjadi langkah penting untuk menunjang rantai pasok industri otomotif dalam negeri, khususnya melalui kemudahan bagi IKM dalam mengakses bahan baku berkualitas dengan harga kompetitif,” ungkapnya.
Baca Juga:
Ministerial Lecture Kemenperin: KPK dan Lemhannas Tekankan Integritas CPNS
Menurut Reni, industri otomotif Indonesia memiliki peluang besar untuk terus tumbuh, tidak hanya di pasar domestik tetapi juga kancah internasional. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan kinerja ekspor sepeda motor CBU (completely built-up) dan ekspor part by part bulan Juli mengalami penjualan tertinggi sepanjang 2025, mencapai 50.042 unit dan 12.972.706 unit, serta jumlah ekspor CKD (completely knocked-down) sebesar 678.227 unit. Total jumlah ekspor kendaraan roda dua CKD dan CBU selama Januari-Juli 2025 menyentuh angka 5.195.470 unit serta ekspor part by part sebanyak 75.712.413 unit.
“Capaian ini membuktikan bahwa produk otomotif Indonesia, termasuk komponen yang dihasilkan IKM, semakin diminati pasar global. Dengan dukungan bahan baku yang terjamin, IKM memiliki kesempatan besar untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasok industri otomotif dunia,” ujarnya.
Dirjen IKMA juga menyampaikan harapannya agar para pelaku IKM komponen otomotif terus bertransformasi mengikuti arah perkembangan industri otomotif global. Ia menekankan bahwa saat ini terjadi pergeseran preferensi pasar menuju kendaraan berbasis listrik, sehingga IKM perlu menyesuaikan diri.