WahanaNews.co | Energi surya termasuk sumber utama pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Potensi PLTS atap yang dibangun di atas bangunan, seperti rumah, kantor dan fasilitas umum lain, memiliki potensi pasar yang sangat besar.
Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Pemasang PLTS Atap Seluruh Indonesia (Perplatsi) Fabby Tumiwa mengatakan, dari tahun ke tahun, tren masyarakat dalam menggunakan energi bersih semakin tinggi. Fenomena ini, menjadi peluang besar bagi industri energi baru terbarukan (EBT).
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Market PLTS atap sangat cemerlang di masa depan bagi para pelaku usaha yag bergerak penyedia listrik tenaga surya. Inilah dasar dari dibuatnya Perplatsi," ujar Fabby Tumiwa, dalam keterangannya, di Jakarta, belum lama ini.
Fabby Tumiwa menambahkan, Perplatsi dibentuk untuk mewadahi para pemasang PLTS atap yang mempunyai semangat mengembangkan ekosistem PLTS di Indonesia.
Para pengusaha pemasang PLTS atap atau lazim disebut Solarpreneur adalah salah satu bagian ekosistem yang sangat penting dalam terciptanya energi bersih untuk memenuhi komitmen pemerintah Indonesia menuju net zero emission pada tahun 2060.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Perplatsi, lanjut dia, menjadi naungan para pemasang PLTS atap yang bersertifikat, dan mampu memberikan layanan instalasi PLTS atap yang mengutamakan keamanan dan kehandalan PLTS atap, selain itu memberikan jasa perawatan panel surya yang digunakan dalam menghasilkan energi listrik bersih.
“Dengan harga teknologi PLTS atap yang semakin kompetitif, terlebih panel surya bisa digunakan selama 25 tahun maka bisa dikatakan penggunaan PLTS atap akan bisa lebih murah dibanding listrik PLN.”
"Untuk itulah implementasi Peraturan Menteri mengenai PLTS Atap harus berjalan dengan efektif di tataran masyarakat luas, agar tidak ada kebimbangan dan ada kepastian utamanya bagi para pelaku usaha penyedia lapangan kerja sebagaimana yang tergabung di Perplatsi ini,” kata Fabby Tumiwa.
Ketua Umum Perplatsi I Gusti Ngurah Erlangga mengatakan, Perplatsi dibentuk untuk membantu mewujudkan energi hijau yang dicanangkan pemerintah Indonesia, dengan cara melakukan pemasangan PLTS atap di rumah-rumah dan fasilitas umum agar masyarakat bisa menjadi produsen listrik sendiri.
"Masyarakat harus lebih banyak mendapatkan edukasi mengenai PLTS atap, cara memasang dan bagaimana manfaat dari pemasangannya," kata Erlangga.
Menurut Erlangga, Perplatsi mempunyai visi untuk menjadi wadah seluruh pemasang PLTS Atap di seluruh Indonesia. Sedangkan misi dibentuknya Perplatsi adalah, pertama memajukan dunia energi terbarukan di masyarakat dan negara indonesia berlandaskan NKRI.
"Kedua, untuk mengadvokasi kepentingan pemasang PLTS Atap di Indonesia. Ketiga untuk meningkatkan kapasitas para pemasang atap di Indonesia. Keempat, mendorong perkuatan ekosistem antar lembaga dan instansi untuk kepentingan pemasang PLTS Atap," tegasnya.
Beberapa tokoh energi nasional juga tergabung di Perplatsi antara lain Yohanes Sumaryo yang juga Ketua Umum PPLSA (Perkumpulan Pengguna Listrik Surya Atap) sebagai Ketua Dewan Pengawas Perplatsi serta DR Marlistya Citraningrum sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Perplatsi maupun praktisi PLTS Atap di kepengurusan harian antara lain Yves Rumajar (RPS / Wakil Ketua Umum), Ardiyanto (Atonergi / Sekertaris Umum) dan Muhammad Firmansyah (Infien Energy / Bendahara Umum).
Pertumbuhan energi terbarukan tidak akan dapat tercapai tanpa kolaborasi semua pihak termasuk PLN dan Kementrian Lembaga terkait.
Perplatsi mendorong agar adanya sinergitas dengan pihak terkait agar tercapai sebuah iklim investasi yang kondusif dan tentunya dapat bermanfaat dalam memberikan azas kepastian pelayanan kepada masyarakat khususnya di PLTS Atap.
"Perplatsi siap untuk menjadi mitra kerja yang efektif bagi PLN. Tentunya yang sejalan dengan kepentingan dan harkat hidup orang banyak, baik di sisi pengguna maupun terkait langsung maupun tidak langsung pelaku industri energi terbarukan. Bisa dibayangkan berapa tenaga kerja terkait yang bisa diserap atas pasaryang terus membesar ini di seluruh Indonesia," pungkasnya. [qnt]