WahanaNews.co, Jakarta -Pemerintah sepenuhnya menyadari bahwa fase bonus demografi harus dijadikan momentum penggerak untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.
Berbagai transformasi kebijakan tengah diimplementasikan, antara lain upaya bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan.
Baca Juga:
Indonesia Bersiap Menjadi Salah Satu Produsen Bahan Anoda Baterai Lithium-ion Terbesar di Dunia
Dalam proses mencapai visi tersebut, keanggotaan OECD diharapkan menjadi akselerator bagi Indonesia untuk dapat lolos dari middle-income trap, melalui pemanfaatan standar dan best practices yang lebih unggul. Sementara pengembangan KEK Pendidikan berperan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
“Indonesia perlu meningkatkan kecepatan dan skala transformasi ekonomi Indonesia untuk mencapai tujuan strategis nasional. Indonesia memerlukan sarana dan pendekatan baru untuk memandu para pembuat kebijakan untuk bergerak maju, terutama dengan menyelaraskan diri dengan tolak ukur internasional,” ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso di Theater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (24/11).
Hal tersebut disampaikan oleh Sesmenko Susiwijono dalam seminar yang bertajuk "Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Multilateral Indonesia dan Manfaat KEK Singhasari" yang diselenggarakan oleh Kemenko Perekonomian bekerja sama dengan UMM.
Baca Juga:
Command Center, Fasilitas Pendukung KEK Sanur Kini Hadir Perkuat Layanan Intergrasi Kawasan
Seminar yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari UMM dan Universitas Brawijaya tersebut, digelar untuk memperluas pemahaman tentang diplomasi ekonomi Indonesia pada forum ekonomi multilateral dan dampaknya terhadap pengembangan KEK, khususnya KEK Singhasari, untuk kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.
Selain itu, hal ini juga menjadi wujud komitmen Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian untuk terus menggandeng civitas akademika di seluruh Indonesia dalam menggaungkan semangat diplomasi ekonomi internasional.
Pada seminar tersebut Sesmenko Suwijono menyampaikan tentang perkembangan ekonomi global dan domestik, transformasi ekonomi Indonesia, rencana aksesi Indonesia ke OECD, dan manfaat KEK. Antusiasme mahasiswa terlihat dari ragam pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa.
Sebagai informasi, KEK Singhasari merupakan KEK Pendidikan pertama yang menjadi pusat pengembangan teknologi digital, pariwisata, dan pendidikan yang terletak di area geostrategis Malang Raya, Jawa Timur.
KEK Singhasari juga telah menjajaki kerja sama dengan King's College London (KCL) dan telah melaksanakan “Symposium for UK-Indonesia Higher Education Collaboration in East Jawa” di KEK Singhasari.
Hal tersebut dilakukan untuk menyampaikan hasil kajian dan diskusi dengan Pemerintah Indonesia sekaligus penandatanganan Memorandum Of Agreement (MoA) yang akan membawa KCL ke KEK Singhasari dan memulai pembelajaran KCL Indonesia pada September 2024.
Selain bekerja sama dengan KCL, Setjen KEK juga menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Australia untuk mengakselerasi pengembangan KEK Pendidikan dan menjajaki peluang kerja sama.
Dalam serangkaian pertemuan, dibahas rencana pengembangan program vokasi di KEK Singhasari yang salah satunya ditujukan untuk mengembangkan Center for Future Work di KEK Singhasari bersama dengan Western Australia Technical Vocational Education Training (TVET) Consortium.
“Pemerintah sangat mendukung perkembangan klaster Human Development Zone (HDZ) di KEK Singhasari. HDZ akan menjadi pusat agregasi dan eksiminasi pengembangan SDM unggul dalam mendukung Indonesia emas 2045.
HDZ juga akan menjadi pusat kolaborasi antara universitas-universitas terbaik dari dalam maupun luar negeri dengan dunia industri yang akan menciptakan kesempatan untuk mengintegrasikan Pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, menciptakan lulusan yang siap untuk menghadapi tantangan global,” pungkas Sesmenko Susiwijono. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Minggu (26/11).
[Redaktur: JP Sianturi]