WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan geopolitik di kawasan Asia Selatan, terutama konflik yang terus memanas antara India dan Pakistan, bukan hanya menjadi perhatian dunia dalam konteks politik dan keamanan.
Indonesia, meskipun tidak terlibat langsung, berpotensi menanggung dampak ekonomi yang serius dari konflik tersebut. Salah satu sektor yang paling terancam adalah ekspor batu bara, komoditas andalan negeri ini.
Baca Juga:
Monster Udara Buatan Prancis Milik India Ini Punya Jangkauan 3.700 Km, Tapi Tetap Rontok!
Indonesia Mining Institute (IMI) mengungkapkan bahwa jika konflik bersenjata antara India dan Pakistan berlangsung dalam jangka waktu panjang, Indonesia berisiko menjadi salah satu negara yang merugi, terutama dari sisi ekspor batu bara.
Irwandy Arif, Tenaga Ahli IMI, menjelaskan bahwa India merupakan mitra dagang terbesar kedua dalam ekspor batu bara Indonesia.
Sementara Pakistan, meskipun bukan pasar utama, tetap berkontribusi terhadap penyerapan batu bara nasional.
Baca Juga:
Bara di Langit Asia Selatan, Pakistan Klaim Gasak 12 Drone Tempur India Buatan Israel
“India adalah pengimpor batu bara terbesar kedua dari Indonesia. Saat ini, India juga sedang gencar meningkatkan kapasitas tambang batu bara domestiknya untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mereka,” ujar Irwandy, melansir CNBC Indonesia, Kamis (8/5/2025).
Ia menambahkan, eskalasi konflik antara India dan Pakistan dikhawatirkan akan mengalihkan fokus anggaran kedua negara dari kebutuhan industri dan energi ke sektor pertahanan dan militer.
Hal ini dinilai akan berdampak pada menurunnya permintaan terhadap batu bara impor, termasuk dari Indonesia.
“Kalau perang berlanjut dan semakin lama, anggaran India akan lebih banyak tersedot ke kebutuhan perang. Ini tentu berpengaruh terhadap pembelian batu bara dari luar, termasuk dari Indonesia,” jelasnya lagi.
Sebagai gambaran, pada tahun 2024 lalu, ekspor batu bara Indonesia ke India mencapai sekitar 110 juta ton. Sementara ekspor ke Pakistan hanya sekitar 600 ribu ton, yang sebagian besar disalurkan melalui importir utama mereka.
Plt. Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani, juga menuturkan bahwa sejauh ini memang belum tampak dampak langsung dari ketegangan geopolitik India dan Pakistan terhadap perdagangan batu bara.
Namun, data menunjukkan adanya penurunan tajam dalam volume ekspor Indonesia ke India sejak awal tahun 2025.
“Ekspor batu bara ke India pada Maret 2025 tercatat sebesar 7,42 juta ton, atau turun 31,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ungkap Gita kepada CNBC Indonesia.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa penurunan ekspor tersebut lebih disebabkan oleh faktor musiman, yaitu datangnya musim panas di India, serta kebijakan negara tersebut yang mengurangi ketergantungan pada batu bara impor demi mengoptimalkan produksi lokal.
Sementara itu, permintaan dari Pakistan juga menunjukkan tren penurunan dalam tiga tahun terakhir.
Penurunan ini tidak terkait langsung dengan konflik bersenjata, melainkan merupakan dampak dari kebijakan pemerintah Pakistan yang mendorong penggunaan batu bara produksi dalam negeri.
“Penurunan impor batu bara dari Indonesia ke Pakistan selama tiga tahun terakhir ini lebih disebabkan oleh dorongan kebijakan pemanfaatan batu bara lokal,” tutup Gita.
Melihat dinamika tersebut, APBI menyatakan bahwa mereka belum bisa memastikan seberapa besar dampak konflik geopolitik tersebut terhadap ekspor batu bara Indonesia ke kedua negara di masa mendatang.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]