WahanaNews.co, Tangerang - Atase Perdagangan Canberra Agung Haris Setiawan menyatakan, bisnis di seluruh dunia semakin mengakui perlunya mengadopsi strategi digital yang inovatif untuk memperluas pasar dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Dalam konteks perdagangan internasional, digitalisasi telah menjadi salah satu faktor penentu utama dalam keberhasilan.
Demikian diungkapkan Haris sebagai narasumber dalam seminar Digital Signature in Global Trade yang digelar di Hall Garuda Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Kabupaten Tangerang, Banten pada hari ini, Rabu (18/10).
Baca Juga:
Wamenkeu Anggito Ungkap Strategi Indonesia Hadapi Dinamika Perekonomian Global
Tema yang diusung adalah
Accelerating Export Growth: The Power of Digital Transformation and Technology. Seminar tersebut merupakan bagian dari agenda Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 yang digelar secara luring pada 18-22 Oktober 2023 dan secara daring hingga 18 Desember 2023.
"Peran pengusaha-pengusaha muda Indonesia yang semakin melek bisnis dan teknologi berperan besar dalam mendongkrak nilai dan jumlah ekspor Indonesia, khususnya dengan memanfaatkan digitalisasi.
Dengan adopsi teknologi yang tepat, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta bisnis Indonesia dapat meningkatkan daya saing, efisiensi, pemasaran produk, serta meningkatkan keamanan dan kepercayaan transaksi di pasar global, khususnya dengan teknologi tanda tangan digital dan identitas digital," jelas Haris.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Indonesia Fokus Jaga Tujuan Jangka Panjang di Tengah Gejolak Ekonomi Global
Haris melanjutkan, kolaborasi juga merupakan aspek yang penting untuk dapat mendukung kesuksesan bisnis Indonesia di mancanegara. Dukungan dari pemerintah melalui perwakilan
perdagangan di luar negeri (perwadag) memainkan peran penting dalam menghubungkan bisnis Indonesia dengan pasar internasional.
"Perwadag memfasilitasi kolaborasi dan kemitraan dengan negara-negara tuan rumah, membantu bisnis dalam menjalani regulasi perdagangan internasional, dan mengidentifikasi
peluang- peluang baru. Dengan kata lain, Atase Perdagangan Canberra bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney dapat membantu pelaku usaha Indonesia merambah Australia," ujar Haris.
Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia-Australia
pada Januari--Agustus 2023 mencatatkan defisit USD 4,03 miliar.