WahanaNews.co | PT Pertamina membutuhkan dana senilai US$ 3 miliar atau setara Rp 42,6 triliun (asumsi kurs: Rp 14.200) untuk melakukan pemboran sumur baru di Blok Rokan dalam lima tahun ke depan.
"Dari program lima tahun ini kami mengestimasi bahwa akan dibutuhkan investasi sekitar US$ 3 miliar selama 5 tahun pertama ini," kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream Pertamina, Budiman Parhusip, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (29/9/2021).
Baca Juga:
Pertamina Komitmen Jaga Ketahanan Energi Nasional
Tak hanya pemboran sumur baru, program lima tahun ke depan juga meliputi program 5 tahun ke depan sampai 2025, program tersebut meliputi pemboran kerja ulang atau work-over, optimasi waterflood (lapangan dengan injeksi air), optimasi steamflood (lapangan dengan injeksi uap), serta inisiasi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
"Seperti yang disebutkan tadi di 2021 total pemboran adalah 161 sumur, dan kemudian kami menargetkan, PHR menargetkan bahwa jumlah pemboran akan meningkat menjadi sekitar 500 sumur di tahun 2022, dan 500 sumur di 2023, dan 400 sumur di 2024, dan 400 sumur di 2025," sebutnya.
Untuk menunjang pemboran secara masif dalam lima tahun ke depan, jumlah instalasi pemboran atau rig juga akan ditingkatkan dari 17 rig di tahun 2021 menjadi 20 rig di tahun 2022.
Baca Juga:
Rakyat Harus Tahu, Inilah 4 Aset yang Berhasil Direbut Jokowi dari Asing
Selain itu, pihaknya juga melakukan work-over dengan cukup masif, di mana work-over dan well service rig dari 25 di bulan Agustus akan ditingkatkan menjadi 29 rig, dan di tahun 2022 akan ditingkatkan menjadi 35 rig.
"Selain membuat sumur-sumur baru, kerja ulang dan well service juga dilakukan cukup masif," paparnya.
Dia menambahkan, lapangan utama yang belum dikembangkan sebelumnya juga akan dilakukan dikembangkan, termasuk optimasi waterflood, steamflood, dan pengembangan-pengembangan lapangan waterflood baru. [dhn]