WahanaNews.co | Uji terbang pesawat perdana CN235-220 dengan bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen dengan nama produk Bioavtur J2.4 berhasil diuji coba oleh tim dari PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Manager Proyek, Eko Budi Santoso mengatakan, uji terbang dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki dengan lama terbang 1 jam 20 menit sesuai tes squence di sekitar Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
"Hari ini telah dilaksanakan uji terbang pertama pesawat CN 235-220 FTB yang menggunakan bahan bakar bioavtur di engine kanan," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (9/9).
Eko mengungkapkan, uji terbang berjalan sangat baik tanpa ada gangguan mesin. Saat ini, kondisi mesin masih bisa beroperasi secara normal. Setelah pengujian hari ini, Jum'at besok, tim akan melakukan uji terbang pada ketinggian 16.000 kaki.
"Alhamdulillah test flight perdana lancar dan sukses. Kami belum menganalisa efisiensi bioavtur, umumnya kalau pakai Avtur Jet A-1 per jam sekitar 225-250 liter," ungkap Eko.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Sementara itu Pilot Tim Penguji Kapten Adi Budi Atmoko mengatakan bahwa uji terbang telah terlaksana 100 persen dengan hasil seluruhnya dalam keadaan normal dan masuk ke dalam limitasi tidak ada engine surge atau flameout.
Dia menjelaskan pengujian diawali start engine kiri dan kanan semua parameter mesin normal, kemudian dilanjutkan taxi dan take-off menuju area uji Sukabumi dengan ketinggian 10.000 kaki.
Engine Parameter
Tes dilanjutkan dengan melakukan engine parameter test dari flight idle sampai maximum cruise power, semua dalam keadaan normal tidak ada ubnormality.
Kemudian tim juga melakukan pengujian akselerasi dan decelerasi power dengan hasil semua engine data antara kiri dan kanan menunjukkan relatif sama. Artinya, tidak ada perbedaan antara engine kiri yang tangkinya diisi bahan bakar Jet A1 dan kanan yang diisi dengan bioavtur.
"Setelah rangkaian tes dilakukan, engine dimatikan dan setelah diketahui engine dalam keadaan normal, dilaksanakan start engine kembali yang hasilnya bagus sampai engine stabilize lagi," ujar Adi. [qnt]