WahanaNews-Sumut | Setelah sempat mencapai level Rp 10 ribu per kilogram, harga karet alam kembali mengalami penurunan.
Di pekan Pinangbaru, Kecamatan Pinangsori, Tapanuli Tengah, harga getah beku pohon havea ini di bandrol Rp 9 ribu per kilogram.
Baca Juga:
Kuli Bangunan di Pinangsori, Dipastikan Lebaran di Balik Jeruji Besi
Penurunan harga yang cukup signifikan, membuat petani karet yang ada di daerah tersebut mulai resah.
Mereka khawatir harga karet alam akan kembali turun hingga mencapai level terendah, seperti tahun-tahun belakangan.
Harga karet yang sempat menembus level Rp 10 ribu, hanya bertahan hitungan minggu, menjadi alasan ditengah-tengah kekhawatiran. Harapan harga akan kembali naik atau setidaknya bisa bertahan, pupus.
Baca Juga:
Giat Suling, Kapolsek Pinangsori Beri Kultum di Parjalihotan
Sempat bernafas lega, petani karet hanya bisa pasrah saat getah hasil sadapannya dibandrol dengan penurunan harga yang mencapai 10 persen.
“Minggu lalu harga karet masih dihargai Rp 10 ribu, namun kini hanya Rp 9 ribu. Kita takut harga ini akan kembali turun pada minggu-minggu yang akan datang,” keluh Waruwu (45), saat menjual hetah hasil sadapannya di pekan tradisional Pinangbaru, Sabtu (21/1/2023).
Tangis para petani karet ini tidak terelakkan. Disaat harga karet alam anjlok, harga kebutuhan pokok melambung drastis. Padahal untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, mayoritas warga mengandalkan hasil sadapan getah karet.