Aktivitas jual beli getah di pasar tradisiinal Pinangbaru. (foto/WahanaNews)
Menurutnya, jika hal ini terus berlangsung, tidak mustahil para petani karet yang sudah mulai bersemangat, kembali banting stir menjadi pekerja bangunan, ataupun pekerjaan lain yang dinilai mampu untuk menutupi kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga:
Waspada! Hujan Lebat dan Angin Kencang Kembali Mengancam Sumatera Utara
“Kami tidak tahu persis kenapa harga karet turun. Baru beberapa minggu ini kami bisa bernafas lega. Padahal hanya dengan mendereslah satu-satunya mata pencaharian warga untuk mencukupi kebutuhan hidup,” timpal petani asal Desa Sialogo ini.
Waruwu berharap, Pemerintah terkait dapat memberlakukan suatu aturan tentang harga dasar karet mentah di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sementara itu, Sitanggang (60), salah seorang toke getah di pekan Pinangbaru, membenarkan harga karet alam yang mengalami penurunan. Dirinya juga tak bisa berbuat apa-apa, karena ketentuan harga merupakan kebijakan pabrik penampung.
Baca Juga:
Kecelakaan Tunggal Angkot di Pinangsori, Tapteng: Empat Penumpang Luka-Luka
"Kita juga sangat prihatin dengan harga ini, tapi bagaimana lagi, pabrik yang menentukan harga ," tuturnya. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.