Aktivitas jual beli getah di pasar tradisiinal Pinangbaru. (foto/WahanaNews)
Menurutnya, jika hal ini terus berlangsung, tidak mustahil para petani karet yang sudah mulai bersemangat, kembali banting stir menjadi pekerja bangunan, ataupun pekerjaan lain yang dinilai mampu untuk menutupi kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga:
Kuli Bangunan di Pinangsori, Dipastikan Lebaran di Balik Jeruji Besi
“Kami tidak tahu persis kenapa harga karet turun. Baru beberapa minggu ini kami bisa bernafas lega. Padahal hanya dengan mendereslah satu-satunya mata pencaharian warga untuk mencukupi kebutuhan hidup,” timpal petani asal Desa Sialogo ini.
Waruwu berharap, Pemerintah terkait dapat memberlakukan suatu aturan tentang harga dasar karet mentah di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sementara itu, Sitanggang (60), salah seorang toke getah di pekan Pinangbaru, membenarkan harga karet alam yang mengalami penurunan. Dirinya juga tak bisa berbuat apa-apa, karena ketentuan harga merupakan kebijakan pabrik penampung.
Baca Juga:
Giat Suling, Kapolsek Pinangsori Beri Kultum di Parjalihotan
"Kita juga sangat prihatin dengan harga ini, tapi bagaimana lagi, pabrik yang menentukan harga ," tuturnya. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.