WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) memperkuat komitmen dalam mendukung transisi energi nasional melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Head of Agreement (HoA) untuk pengembangan energi panas bumi.
Kerja sama ini mencakup total kapasitas sebesar 530 megawatt (MW) yang tersebar di 19 proyek strategis. Penandatanganan dilaksanakan pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Jakarta, dan turut disaksikan oleh CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P. Roeslani.
Baca Juga:
Sektor Industri dan Rumah Tangga Angkat Kinerja PLN, Laba Semester I 2025 Naik 32,8%
Inisiatif ini menjadi langkah konkret BUMN dalam mendukung program pemerintah mewujudkan ketahanan energi nasional berbasis sumber energi baru terbarukan (EBT), khususnya melalui pemanfaatan potensi panas bumi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
“Pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon. Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional,” ujar Rosan.
Kolaborasi ini mencerminkan keselarasan visi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi dalam mempercepat transisi energi nasional melalui tata kelola yang akuntabel dan berstandar internasional.
Baca Juga:
PLN Resmikan Listrik 24 Jam di Lindu Sulteng, 607 KK Kini Nikmati Terang Sepanjang Hari
”Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia,” tambah Rosan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, sebagai lokomotif transisi energi, PLN akan terus mendukung langkah Pemerintah dalam upaya meningkatkan peran EBT secara masif dalam kebutuhan energi di tanah air.
Upaya ini tidak hanya penting untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, tetapi juga untuk mewujudkan kemandirian energi berbasis sumber daya domestik.