WahanaNews.co | PT PLN (Persero) memberikan dukungan penuh terhadap kerjasama antara United in Diversity (UID) Foundation dan Rocky Mountain Institute (RMI) dalam mempercepat transisi energi di Indonesia.
Melalui program Happy Energy Action Leadership (HEAL), UID dan RMI telah mengambil langkah pertama untuk mempercepat pengurangan emisi karbon di negara ini.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
HEAL adalah program yang bertujuan meningkatkan kapasitas dalam sektor energi dan keuangan berkelanjutan, tidak hanya dari segi kompetensi teknis tetapi juga dari sisi kepemimpinan kolektif para pemimpin.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman ini, dan ia memberikan dukungan penuh terhadap program HEAL dalam upayanya mewujudkan transisi energi yang lebih baik di Indonesia.
Luhut menjelaskan bahwa program HEAL sangat penting karena memanfaatkan pengetahuan regional dan kerjasama antar pemangku kepentingan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Tak hanya itu, Luhut juga menambahkan bahwa program HEAL memiliki manfaat yang signifikan, termasuk memberikan masukan berharga kepada pemangku kepentingan di sektor energi seperti PLN untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
"PLN untung sepanjang sejarah, baru di bawah leadership Pak Darmo hampir satu juta dolar AS. Jadi dengan penandatangan kerja sama Program HEAL tadi saya kira akan memberikan masukan bagus juga bagi PLN,” ungkap Luhut di Denpasar, beberaapa waktu lalu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, HEAL menjadi tonggak penting bagi komunitas energi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dalam memerangi perubahan iklim. Karena dengan kolaborasi semacam ini, komunitas global yang sebelumnya terfragmentasi kini menjadi satu.
"Kolaborasi ini merupakan kunci keberhasilan transisi energi di Indonesia. platform kolaborasi ini mampu menyatukan kekuatan dari seluruh sektor, dari pemerintah, swasta, komunitas sosial dan profesional,” ujarnya.
Darmawan menyatakan bahwa terbentuknya Program HEAL adalah bukti nyata dari komitmen semua pihak dalam menghadapi perubahan iklim.
Ia yakin kolaborasi antara para pemimpin dari berbagai sektor dalam Program HEAL akan meningkatkan tidak hanya kompetensi teknis, tetapi juga kepemimpinan dan keuangan, untuk mencapai kesuksesan dalam transisi energi.
"PLN akan sepenuhnya berupaya untuk mewujudkan impian dari program ini. Kami akan menggunakan segala sumber daya yang ada untuk memastikan keberhasilan program ini," katanya.
Presiden UID Foundation, Tantowi Yahya, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan upaya untuk mengatasi tantangan transisi dari penggunaan sumber daya energi berbasis fosil di Indonesia menuju energi terbarukan yang berkelanjutan.
"Kami berharap dapat mengurangi emisi hingga 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, yang tentu merupakan tugas besar dan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak," kata Tantowi.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh CEO RMI, Jon Creyts. Menurutnya, kolaborasi dan sinergi sangat penting dalam memberdayakan para pemimpin energi secara global untuk mempercepat transisi energi.
"Semoga RMI dapat membantu Indonesia dalam mencapai komitmennya terhadap iklim dan menginspirasi negara lain untuk bekerjasama demi pembangunan yang berkelanjutan," kata Jon.
Program HEAL akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan memberikan pembekalan kepada 30 hingga 50 pemangku kepentingan dari berbagai sektor dengan kompetensi dan keahlian yang diperlukan. [eta]