WahanaNews.co | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun bendungan guna menambah pasokan air irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia.
Dengan tambahan suplai air dari bendungan, Indonesia diharapkan dapat memenuhi ketahanan air dan pangan nasional.
Baca Juga:
Tinjau Bendung Karangtalun, Menteri Dody Optimalkan Infrastruktur Irigasi untuk Dukung Ketahanan Pangan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kehadiran bendungan di seluruh Tanah Air telah meningkatkan indeks pertanaman, sehingga hasil produksi beras secara nasional juga meningkat.
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.
Salah satu bendungan dalam tahap persiapan konstruksi adalah Bendungan Karangnongko yang berada di perbatasan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Kab.Blora, Jawa Tengah.
Baca Juga:
Wamen Diana: Pembangunan Bendungan yang Merata Penting untuk Dukung Swasembada Pangan, Energi, dan Air
Pembangunan Bendungan Karangnongko tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 21 Tahun 2022 yakni Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Rapat Koordinasi percepatan pembangunan Bendungan Karangnongko dilakukan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo bersama Pemerintah Kabupaten Blora pada akhir April 2023 lalu. Saat ini progres pembangunan bendungan telah memasuki tahap persiapan pengadaan lahan untuk wilayah Blora.
Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama berharap dukungan seluruh pihak untuk percepatan pembangunan Bendungan Karangnongko.
“Semoga pembangunan bendungan yang masuk Proyek Strategis Nasional ini dapat berjalan lancar sesuai target dan nantinya memberikan manfaat dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Maryadi Utama.
Bendungan Karangnongko secara teknis memiliki luas genangan 1.026,55 hektare dengan kapasitas tampung efektif 59,1 juta m3. Bendungan ini diproyeksikan dapat menyuplai air irigasi di kawasan Solo Valley Werken seluas 62.000 hektare.
Solo Valley Werken sendiri merupakan program pembuatan jaringan irigasi dan pembangunan pengendalian banjir sejak zaman Pemerintah Hindia Belanda yang membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya.
Suplai air irigasi Bendungan Karangnongko akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 hektare dengan debit 2,85 m3/detik dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 hektare dengan debit 7,90 m3/detik.
Selain mengairi lahan pertanian, Bendungan Karangnongko beserta tiga Bendung Gerak di bawahnya, yakni Bendung Gerak Bojonegoro, Bendung Gerak Babat dan Bendung Gerak Sembayat nantinya akan beroperasi secara terintegrasi untuk penyediaan air untuk kebutuhan irigasi dan air baku sebesar 1.155 liter/detik pada wilayah Bengawan Solo Hilir yang berada di Kabupaten Ngawi, Bojonegoro, Blora, Tuban, Lamongan hingga Gresik. Demikian dilansir dari laman pugoid, Jumat (5/5). [jp/jup]