WAHANANEWS.CO, Jakarta - Purbaya Yudhi Sadewa hanya butuh sebulan untuk membalik opini publik dan mengubah sorotan warganet dari skeptis menjadi percaya, lonjakan sentimen positif terhadapnya terjadi seiring sederet aksi langsung dan kebijakan fiskal yang mulai terasa dampaknya di sektor pelayanan publik hingga perbankan nasional.
Sejak pelantikannya pada Senin (08/09/2025), data Kompas Monitoring mencatat sentimen positif terhadap Purbaya meningkat dari 23 persen menjadi 47 persen pada Senin (13/10/2025) sementara sentimen negatif turun signifikan dari 55 persen menjadi 28 persen dan sentimen netral konsisten di sekitar 25 persen berdasarkan analisis terhadap 25.511 data percakapan di lima platform media sosial menggunakan kata kunci namanya.
Baca Juga:
Respons Purbaya Saat Prabowo Minta Bangun 300 Ribu Jembatan
Perubahan persepsi ini mencerminkan bahwa gaya komunikasi dan pendekatan kebijakan Purbaya mulai diterima publik terutama ketika kebijakan fiskal yang ia dorong menunjukkan hasil di lapangan.
Pada awal masa jabatan, Purbaya dicap memiliki gaya “koboi” yang terlalu spontan dan sulit dikendalikan oleh sebagian warganet dengan dominasi sentimen negatif mencapai 55 persen dalam tiga hari pertama pascapelantikan.
Namun persepsi mulai berbalik setelah Kamis (19/09/2025), saat ia tiba-tiba menelepon langsung layanan Kring Pajak 1500200 untuk menguji kualitas respons petugas terhadap pertanyaan masyarakat mengenai sistem perpajakan.
Baca Juga:
Soal Ancaman Purbaya Bekukan Bea Cukai, Komisi XI DPR Bilang Ini
Aksi itu viral dan sentimen positif melonjak hingga 76 persen hanya dalam 24 jam yang menjadi rekor lonjakan harian tertinggi sejak ia menjabat Menteri Keuangan.
Selain aksi langsung, kebijakan fiskal yang ia ambil mulai mendapat respons positif publik terutama penempatan dana pemerintah Rp 200 triliun di bank-bank Himbara untuk memperkuat likuiditas sistem keuangan.
“Sudah bagus, bank-bank pada ngebut-lah, beberapa bahkan sudah minta tambahan lagi karena penyalurannya cepat,” ujar Purbaya seusai pertemuan dengan pelaku jasa keuangan di Kantor Ditjen Pajak Jakarta pada Senin (13/10/2025).
Ia menyebut BRI dan BNI sudah mengajukan tambahan dana sementara pemerintah masih menyimpan cadangan kas sekitar Rp 250 triliun di Bank Indonesia dan kebijakan tersebut diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 5,5 persen pada triwulan IV-2025.
“Triwulan keempat dan ke depan, kalau kebijakan tetap, ekonomi kita akan makin cepat tumbuhnya,” kata Purbaya yang juga tengah berpacu menutup kekurangan penerimaan pajak tahun 2025.
Hingga Agustus 2025 penerimaan pajak baru mencapai Rp 1.135,4 triliun atau 54,7 persen dari target APBN sebesar Rp 2.076,9 triliun dan dalam konferensi pers APBN Kita pada Senin (22/09/2025) Purbaya memaparkan enam program cepat untuk mendongkrak penerimaan pajak tanpa menaikkan tarif dengan memperluas peredaran uang primer melalui penempatan dana di lima bank negara.
“Ada beberapa effort yang sedang kami jalankan, saya yakin tidak ada masalah,” tegasnya dalam kesempatan yang sama.
Konsolidasi lintas kementerian juga menjadi sorotan publik setelah Purbaya tampil bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam peluncuran Program Paket Ekonomi 2025 di Istana Kepresidenan pada Senin (15/09/2025).
Program tersebut memuat delapan agenda akselerasi ekonomi 2025, empat program lanjutan di 2026, dan lima program fokus penyerapan tenaga kerja termasuk perluasan fasilitas PPh 21 Ditanggung Pemerintah untuk sektor pariwisata, hotel, restoran, dan kafe dengan target 552.000 pekerja.
Selain itu pemerintah menyalurkan bantuan pangan 10 kilogram beras untuk Oktober hingga November 2025, memberikan subsidi jaminan sosial bagi 731.361 pekerja informal, menurunkan bunga perumahan BPJS Ketenagakerjaan, dan memperpanjang tarif PPh final 0,5 persen untuk UMKM hingga 2029.
Analisis Kompas Monitoring pada 8–10 September 2025 terhadap 20.500 unggahan menunjukkan 55 persen warganet awalnya skeptis namun perlahan sentimen berubah seiring munculnya aksi konkret dan gaya komunikasi transparan dari Menteri Keuangan yang dikenal lugas dan terbuka terhadap koreksi publik.
Kini sebagian besar publik mulai memberi ruang kepercayaan baru terhadap Purbaya yang dinilai bekerja cepat dan berorientasi solusi terutama dalam pembenahan pelayanan pajak dan penguatan likuiditas ekonomi nasional.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]