WahanaNews.co | Indonesia tercatat sebagai produsen babi berbasis ekspor.
Babi-babi tersebut diternakkan di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.
Baca Juga:
Varian LF.7 dan NB.1.8 Mendominasi, COVID-19 Merebak Lagi di Singapura
Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, mengatakan, ekspor babi dari Pulau Bulan ke Singapura mencapai 1.000 ekor per hari.
"Ekspor masih rutin setiap hari, kecuali Kamis," kata Kepala BKP Kelas II Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, seperti dikutip Minggu (10/10/2021).
Raden menambahkan, ekspor babi tetap berjalan lancar meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pertemuan Co-Chairs Working Group BBK ke-17 Dorong Kolaborasi Strategis dan Investasi di Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Bahkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Kepri tidak berdampak terhadap kegiatan ekspor tersebut.
"Kami terus monitor ekspor babi ke Singapura, sejauh ini memang tak ada hambatan," ujarnya.
Menurutnya. ternak babi di Pulau Bulan jadi salah satu objek yang harus dilindungi keamanan dan kesehatannya, terutama dari virus flu babi Afrika atau ASF.
Virus itu berpotensi dibawa oleh daging babi selundupan atau ilegal.
Jika virus ASF sampai masuk ke sana, maka seluruh ternak babi terancam bisa mati semua.
Dia mencontohkan di Medan, pernah ratusan ribu ekor babi mati dan dibuang ke dalam sungai akibat terpapar virus ASF.
"Bisa luluh lantak, Itu sumber devisa negara," ucapnya.
Untuk mencegah masuknya virus ASF itu, pihaknya rutin patroli dan melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk pelabuhan dengan memeriksa barang bawaan penumpang.
"Sampai sekarang belum terdeteksi," ucap Raden. [dhn]