WahanaNews.co | Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) menyelenggarakan kegiatan Gathering Forum Bisnis Indonesia-Saudi Arabia yang di Hotel Sultan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal DPD RI, Rahman Hadi mengatakan kegiatan forum bisnis ini dalam rangka mempromosikan potensi sumber daya alam dan peluang investasi di Indonesia kepada pengusaha Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia.
Baca Juga:
Ini Tips Memilih Broker Terbaik saat Mau Mulai Trading
"Pemerintah Indonesia selalu membuka peluang kepada investor untuk berinvestasi di Indonesia. Pada kesempatan ini juga kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada teman-teman pengusaha Saudi Arabia yang bersedia berinvestasi di Indonesia," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (2/10/2022).
Kemudian, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi menuturkan bahwa investasi di sektor pertanian sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan produktivitas pangan dan nilai tambah.
Harvick mencontohkan, investasi di hulu pertanian tersebut seperti pembangunan infrastruktur pertanian maupun irigasi.
Baca Juga:
Pemkab Labura Percepat Penyusunan IPRO untuk Dorong Investasi Strategis di Labuhanbatu Utara
"Pembangunan infrastruktur pertanian juga merupakan salah satu cara untuk membuka peluang investasi," jelasnya.
Wamentan juga mengatakan kehadirannya bersama KADIN Saudi Arabia ini selaras dengan pertemuan pertemuan global forum Agriculture Ministers Meeting (AMM) Group of Twenty (G20) Indonesia dalam meningkatkan kerjasama di bidang Pertanian.
Lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan turut menyampaikan program unggulan mereka yakni Penangkapan Ikan Terukur berbasis kuota.
Direktur Kepelabuhan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Tri Aris Wibowo mengatakan dari program ini diharapkan banyak investasi-investasi di sektor Perikanan Tangkap.
"Dalam Penangkapan Ikan Terukur ini ada perubahan manajemen yakni input control ke output control. Kalau dulu input control penangkapan ikan dihitung dari jumlah kapal, sehingga setiap kapal bisa menangkap ikan sebanyak-banyaknya baik yang ditangkap kualitasnya bagus maupun jelek," jelasnya.
Dia juga menyebut pengusaha akan dihitung dari berapa banyak kuota ikan yang ditangkap kemudian dihitung sebagai penerimaan negara.
Program penangkapan ikan terukur ini kata Aris diimplementasikan di lautan Indonesia yang dibagi dalam 6 zona, yakni 4 zona industri dan 2 zona nelayan lokal.
"Di dalam zona Industri ini dimungkinkan untuk investasi Luar Negeri, disamping itu juga untuk investasi Dalam Negeri," bebernya
Sebagai informasi investor yang hadir dari Saudi Arabia dipimpin oleh Hamad Daefullah Al Mabadi selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Arabia atau KADIN Saudi Arabia beserta rombongan delegasi lainnya.
Sementara investor dari Indonesia dipimpin oleh Muhammad Danial Nafis selaku pengusaha Nasional.
Turut hadir juga Staf Khusus Wakil Menteri Perdagangan Isto Widodo, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Dirjen Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan, Direktur Kepelabuhan Perikanan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian KKP Tri Aris Wibowo, Direktur Pemasaran Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelauatan dan Perikanan Kementerian KKP, Erwin Dwiyana. [qnt]