WahanaNews.co | Polemik desain jalur kereta api di Makassar disoroti Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Merves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut meminta Pemerintah Kota Makassar dan Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk tidak berdebat terkait jalur rel kereta api.
Baca Juga:
Korupsi Proyek Perkeretaapian, Anggota Pokja di Purwokerto Terima Sejumlah Uang
Luhut mengaku proyek kereta api Makassar-Parepare segmen E saat ini masih menunggu basic studi dan kajian. Ia mengaku sistem at grade maupun elevated mempunyai kelebihan dan kekurangan.
"Perlu hasil kajiannya, kita akan belajar dari membuat keputusan hasilnya basic studi. Saya kira tidak ada yang perlu diperdebatkan," kata Luhut di Makassar, Jumat (19/8).
Meski demikian, dia menegaskan proyek kereta api di Sulsel harus tetap jalan. Luhut mengklaim bahwa lintasan kereta api akan dibuat lebih ramah lingkungan, termasuk agar tidak merusak ekosistem mangrove.
Baca Juga:
Budaya 'Terobos Palang' Kereta Kian Marak, Ini Pemicunya dari Kacamata Sosiologi
"Nanti kita atur biar ekosistem mangrove tumbuh, kereta apinya bisa lewat," tutur Luhut.
Sekadar diketahui, Pembangunan jalur rel kereta api di Sulsel sudah hampir memasuki segmen E yaitu dari Maros ke Makassar. Namun di Makassar, ada perbedaan pendapat terkait pembangunan rel.
Di satu sisi, Pemerintah Kota Makassar menginginkan pembangunan rel elevated atau melayang. Sementara di sisi lain, jalur yang ditetapkan adalah jalur rel at grade atau darat.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyerahkan hal ini kepada pemerintah pusat.
"At grade sudah dikaji dan ada permohonan pemkot, wali kota, untuk elevated. Cost-nya memang agak tinggi, tapi itu tergantung dari pusat," kata Sudirman. [rin]