WahanaNews.co | Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sepanjang 2022, produksi batu bara dalam negeri mencapai 687 juta ton. Jumlah ini melampaui target sebanyak 663 juta ton.
Sementara pemanfaatan batu bara domestik mencapai 206 juta ton atau 124,8 persen dari target 165,7 juta ton.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
Melihat angka tersebut, Direktorat Jenderal Minerba Ridwan Djamaluddin mengatakan tidak terjadi krisis pasokan untuk pemenuhan kebutuhan listrik dalam negeri sepanjang 2022.
"Sampai akhir tahun kemarin, HOP (hari operasi) PLN rata-rata lebih dari 20 hari. Artinya kita dalam posisi aman sehingga tidak ada situasi krisis yang mengancam pasokan listrik," ujarnya dikutip dar CNN, Kamis (2/2/2023).
Di sisi lain, batu bara menjadi komoditas yang paling banyak menyumbang pendapatan negara bukan pajak (PNBP) subsektor minerba. Royalti batu bara sepanjang 2022 mencapai Rp85,7 triliun.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Kemudian tembaga Rp4,8 triliun, emas Rp3,8 triliun, perak Rp138,8 miliar, nikel Rp11,06 triliun, timah Rp1,14 triliun, dan komoditas lainnya. Sehingga total realisasi PNBP subsektor minerba mencapai Rp183,35 triliun atau 180 persen dari target Rp101,84 triliun.
Tahun depan, PNBP subsektor minerba ditargetkan Rp82,4 triliun, lebih rendah dari realisasi 2022 sebesar Rp183,35 triliun.
"Mungkin muncul pertanyaan kenapa turun, ini lebih mengacu kepada proses teknokratik pemerintah, ini sudah disetujui oleh Banggar angkanya, namun dinamika terjadi dalam proses bisnisnya, sehingga mudah-mudahan yang kita rencanakan Rp84,2 triliun meningkat tidak kalah banyak dibanding 2022" ujar Ridwan. [ast]