WahanaNews.co | Sepanjang 31 Oktober 2022 sampai 3 November kemarin, Bank Indonesia mencatat aliran modal asing masuk di pasar keuangan domestik mencapai Rp 900 miliar.
Jumlah ini terdiri dari beli neto sebesar Rp80 miliar di pasar SBN dan beli neto sebesar Rp820 miliar di pasar saham. Dengan aliran itu, sejak awal tahun sampai Jumat (4/11) ini, dana asing masuk atau inflow neto tercatat sebesar Rp78,86 triliun di pasar saham.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Meski demikian, terjadi outflow neto atau dana keluar asing sebesar Rp176,33 triliun dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada periode sama.
Selain itu, BI juga mencatat premi Credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 139,39 basis poin (bps) per 3 November 2022 dari 130,44 bps per 28 Oktober 2022.
Sementara, BI juga mencatat nilai tukar rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.740 per dolar AS dan yield SBN 10 tahun naik ke level 7,46 persen di hari ini.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini dalam keterangan resmi.
Sementara itu, berdasarkan survei pemantauan harga sampai dengan minggu pertama November 2022, diperkirakan inflasi sebesar 1,08 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu pertama, yaitu telur ayam sebesar 0,02 persen (mtm), daging ayam ras, beras, minyak goreng, tahu mentah, tomat, tempe, jeruk, dan sawi hijau masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).