WahanaNews.co, Jeju - Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung peran Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk memperkuat sistem perdagangan
multilateral yang terbuka, adil, dan inklusif.
Dalam hal ini, Indonesia menekankan pentingnya reformasi menyeluruh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Salah satu fokus utamanya adalah
mendorong pemulihan sistem penyelesaian sengketa dua tingkat dan pengangkatan kembali anggota Badan Banding WTO.
Baca Juga:
Pembukaan APEC MRT 2025 di Jeju, Indonesia Dukung Peran APEC Hadapi Tantangan Global
Pernyataan ini disampaikan Mendag Busan dalam Sesi II Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) di Jeju, Korea Selatan pada Kamis, (15/5). Sesi tersebut mengambil tema “Konektivitas melalui Sistem Perdagangan Multilateral”.
Turut mendampingi Mendag Busan, yaitu Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian RI Djatmiko Bris Witjaksono.
“Kami mendukung peran APEC dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral dengan fokus pada reformasi WTO, termasuk pemulihan mekanisme penyelesaian sengketa dua tingkat dan pengangkatan kembali anggota Badan Banding untuk memastikan sistem yang adil dan dapat diandalkan,” kata Mendag.
Baca Juga:
HPE Konsentrat Tembaga Kembali Naik pada Periode Kedua Mei 2025
Mendag Busan menyampaikan keprihatinannya atas peningkatan praktik tarif resiprokal yang merugikan perekonomian Indonesia. Menurutnya, praktik tersebut mengganggu perdagangan di
Indonesia yang menekankan pada akses pasar global yang adil.
“Praktik tersebut mengganggu mata
pencaharian masyarakat serta menurunkan daya saing pelaku usaha yang bergantung pada akses pasar global yang adil, transparan, dan dapat diprediksi,” kata Mendag Busan.
Namun, Mendag Busan menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak menempuh retaliasi dalam
menghadapi tantangan perdagangan global. Pemerintah Indonesia memilih untuk mengedepankan diplomasi dan fokus mencapai solusi yang saling menguntungkan.
“Kami percaya pendekatan pembalasan hanya akan memperburuk ketidakpastian dan
ketidakstabilan ekonomi global. Indonesia akan terus mengedepankan diplomasi dan keterlibatan konstruktif untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan,” lanjut Mendag.
[Redaktur: Alpredo]