WahanaNews.co | Startup sangat erat dengan istilah bakar duit, atau pemberian diskon gede-gedean yang seolah tak ada habisnya.
Namun belakangan, banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada para karyawan dengan alasan penyesuaian bisnis.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Bendahara Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) sekaligus Managing Partner Ideosource Venture Capital, Edward Ismawan Chamdani, mengaku tak kaget melihat startup mulai memilih strategi efisiensi lewat PHK karyawan.
Namun, menurutnya keputusan seperti ini merupakan hal yang biasa, dan menjadi dampak dari keputusan bisnis yang belum tepat.
"Saya enggak bilang salah, tapi keputusan bisnis dalam arti apakah bisnis modelnya belum tepat atau target market-nya masih salah, atau ada value change yang mereka fokusnya terlalu lebar," ujar Edward kepada CNBC Indonesia.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Kabar mengenai beberapa perusahaan yang melakukan PHK ini, menurut dia, sudah didengar oleh para pemain yang ada di industri startup, seperti investor, sejak jauh-jauh hari.
Sehingga begitu mendengar sekarang ini terjadi PHK, hal tersebut adalah sebuah kulminasi dari 'trial and error' yang telah dicoba sejak beberapa waktu lalu. Sehingga terbukti harus dilakukan perubahan.
"Buat yang mengerti yes, mereka melihat bahwa ada something wrong dari pola bisnis yang dijalankan," tuturnya.
Sementara itu menurut Pemilik Triputra Grup TP Rachmat menilai fenomena itu terjadi karena sebagian startup tidak punya kemampuan bertahan.
"Pasti ada yang berhasil, pasti ada yang rugi lah, tapi kan perlu waktu untuk membuktikan mana yang bisa survive, bisa makmur atau tidak makmur, itu perlu waktu. Tapi apa optimistis? Saya optimis tapi memang tidak semua startup survive," katanya dalam Wisuda Universitas Paramadina, dikutip Senin (6/6/2022).
Akibat aksi bakar uang, banyak perusahaan yang merugi hingga harus melakukan PHK terhadap pekerjanya. Kondisi itu terjadi karena ekspansi startup yang terlalu massif, namun meleset dalam membaca segmentasi pasar.
"Itu tandanya kurang hati hati, itu aja. Kan uang sekarang tambah susah, bunga naik kemana mana, uang susah, startup cari uang tambah susah, kalau proyek baik pasti ada pendanaan." sebut TP Rachmat. [qnt]