Beberapa proyek infrastruktur dilaporkan perkembangannya diantaranya pembangunan enclave interconnection di Kalimantan Utara sebesar 150 kVA saat ini progresnya telah mencapai 50% dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2025, kemudian proyek infrastruktur prioritas seperti pembangunan Kereta Api Makassar – Parepare – Mamuju, pembangunan Terminal Barang Internasional (TBI) Aruk, Sambas, Badau dan juga pembagunan Makassar New Port.
Untuk keberhasilan implementasi proyek-proyek di BIMP-EAGA, para pejabat senior sepakat bahwa penguatan kerja sama lintas sektor yang efektif menjadi kunci keberhasilan kerja sama ini.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Perumahan Punya Multiplier Effect Tinggi untuk Perekonomian
Keterlibatan dunia usaha, Pemerintah Daerah dan akademisi juga sangat penting untuk keberlanjutan program-program BIMP-EAGA. Disamping itu, legalisasi dan penguatan BIMP-EAGA Facilitation Center sebagai sekretariat bersama BIMP-EAGA juga sangat mendesak untuk direalisasikan.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Delegasi RI memberikan arahan dan tanggapan terhadap laporan 9 Klaster yaitu Transportasi, Perdagangan dan Investasi, Fasilitasi Perdagangan, Listrik dan Energi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Agribisnis, Pariwisata, Lingkungan, serta Pendidikan dan Sosial Budaya. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Sabtu (16/3).
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.