WahanaNews.co | Konsumen Indonesia telah memiliki kesadaran dalam gerakan berkelanjutan. Data Kantar Sustainability Foundational Study memperlihatkan, 72 persen orang Indonesia mempertimbangkan aspek keberlanjutan saat berbelanja barang, setidaknya sesekali.
"Karena itu, penting untuk memahami sikap dan perilaku konsumen Indonesia terkait keberlanjutan untuk menentukan strategi yang tepat bagi pengembangan merek dan bisnis,” kata Suresh Subramanian, Managing Director of Insights Division Kantar Indonesia di webinar bertema Meaningful Sustainability in Indonesia, dikutip Minggu (24/4/2022)
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan 50 Timbangan di Pasar Pandu Banjarmasin
Diskusi panel ini memfokuskan pada kesenjangan antara nilai dan tindakan nyata (value-action gap) dari konsumen Indonesia mengenai keberlanjutan.
Suresh menjelaskan, masyarakat Indonesia memiliki keinginan kuat mengambil peran dalam tindakan keberlanjutan yang nyata, namun hal tersebut belum didukung dengan perilaku yang sesuai.
Nadya Ardianti, Head of Client Engagement & Sustainability Practice Lead, Insights Division Kantar Indonesia mengatakan, mengambil tindakan berkelanjutan yang tepat tidak selalu mudah bagi orang Indonesia.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Dia menilai, konsumen Indonesia menghadapi hambatan berat terutama seputar ketersediaan dan keterjangkauan pilihan yang lebih ramah lingkungan dan kurangnya informasi dan interaksi dengan produk yang berkelanjutan.
"Dengan mengatasi masalah ini, kami berharap dapat mengurangi kesenjangan antara nilai dan tindakan nyata dari konsumen Indonesia, sehingga dapat memudahkan dan menarik konsumen Indonesia untuk membuat pilihan yang berkelanjutan,” katanya.
Reza Andreanto Sustainability Manager dari Tetrapak menyebut semua orang mengetahui adanya kesenjangan antara nilai dengan tindakan di beberapa praktik keberlanjutan, seperti dalam hal pengelolaan sampah.
"Sejak 2005 Tetra Pak di Indonesia aktif terlibat dan bekerja sama dengan mitra pengumpulan sampah serta industri daur ulang untuk memastikan bahwa karton minuman pasca-konsumsi / bekas dikumpulkan dan dikirim untuk didaur ulang,” katanya.
Hasil riset Kantar Sustainability Foundational Study juga menemukan konsumen Indonesia paling bersedia menggunakan dan membeli kemasan produk yang dapat digunakan kembali.
Sementara untuk mengurangi pemborosan makanan dan energi, serta membeli produk lokal atau berkelanjutan adalah perubahan lain yang paling mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Di sisi lain, moderasi konsumsi dan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi adalah tindakan berkelanjutan yang masih membutuhkan lebih banyak upaya.
Kantar Sustainability Foundation Study membantu merek dan pelaku usaha membuat rencana aktivasi untuk target market yang berbeda.
Eki Setiaji, Co-Founder and Chief Operation Officer dari Jangjo menambahkan pebisnis harus mengubah perspektif mereka tentang keberlanjutan. "Keberlanjutan harus dianggap bukan sebagai beban bagi bisnis, namun, hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang dalam mengembangkan bisnis,” katanya. [qnt]