WahanaNews.co | Upaya sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di ujung tahun 2022 untuk mempertebal permodalan melalui penawaran umum saham secara terbatas (Right Issue) berhasil menyerap minat investor secara maksimal.
Hal itu terlihat dari hasil right issue terbaru dua BUMN yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (dengan kode saham: BRIS), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG (SMGR).
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa aksi korporasi dalam bentuk Right Issue dimaksudkan untuk menjaga permodalan BUMN agar tidak bergantung terlalu besar pada utang. Strategi ini penting untuk mendorong potensi perluasan bisnis BUMN ke depan.
"Jangan dibilang utang lagi, yang namanya aksi korporasi kan macam-macam, apakah menambah modal dari peran pemerintah, penambahan modal dari aksi korporasi pasar, kemitraan strategis, dan lain-lain," kata Erick dlaam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/12).
Bauran pengelolaan keuangan BUMN itu telah membawa perusahaan negara tersebut semakin sehat secara keseluruhan. Secara umum, Erick menurunkan beban utang BUMN dari 38 persen menjadi 34 persen.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Dengan keberhasilan ini, rata-rata perusahaan BUMN kini memiliki postur keuangan 60 persen dari modal, dan sisanya dari utang. Padahal biasanya, perusahaan lain dikelola dengan komposisi 70 persen utang dan 30 persen modal.
"Kita sudah membuktikan bagaimana Profitabilitas BUMN dari Rp 124,7 triliun tahun lalu menjadi naik Rp 155 triliun padahal baru 9 bulan pertama tahun 2022. Kontribusi kita melalui dividen juga naik pada saat Covid-19, lebih tinggi Rp 68 triliun, menjadi Rp 1.198 triliun dibanding 3 tahun sebelumnya Rp 1.130 triliun," ujarnya.
Erick menegaskan, pihaknya tidak sembarangan memberikan lampu hijau bagi BUMN yang ingin melakukan rights issue. Erick mengatakan penambahan modal ditujukan bagi BUMN dengan industri yang memiliki prospek dan potensi baik ke depan.
"Untuk memperluas bisnis, berarti permodalan harus kuat, dan bisnis serta masa depan harus bagus. Jangan hanya tambah-tambah modal, tetapi sunset industry. Perkuat modal karena memang ada investasi baru yang menjanjikan dan bukan hanya membuat proyek," ucap Erick.
Right Issue
Sebelumnya dikabarkan, pada 26 Desember 2022, Rights issue BSI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 1,4 kali. Hal ini menunjukan bahwa investor baik dari dalam dan luar negeri semakin percaya terhadap kinerja bank bersandi saham BRIS tersebut.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan aksi korporasi ini selain berhasil meningkatkan free float sesuai dengan ketentuan yang berlaku, juga menunjukan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap kinerja fundamental perseroan.
"Alhamdulillah, rights issue yang kami lakukan berjalan lancar dan penyerapan saham oleh investor institusi baik domestik maupun asing serta publik sangat baik, di mana terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed atas saham yang diterbitkan sebanyak 1,4 kali pada saat penawaran," ungkap Hery.
Pada rights issue ini, Bank Mandiri selaku pemilik 50,83 persen saham perseroan melaksanakan seluruh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang memiliki 24,85 persen saham BRIS telah melaksanakan sebagian HMETD atau 500 juta saham.
Seperti diketahui, pada pelaksanaan rights issue ini jumlah saham yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 saham baru Seri B atau sebesar 10,84 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Harga pelaksanaan rights issue Rp 1.000 untuk setiap lembar saham.
Sehingga jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rangka PMHMETD I ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp5 triliun.
Selain itu, pada 28 Desember 2022, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sukses melaksanakan right issue dengan total pemesanan mencapai 96,9 persen dari keseluruhan transaksi.
Aksi korporasi ini menjadi salah satu langkah strategis yang dilakukan SIG untuk mendukung kinerja perusahaan terutama untuk program-program ESG dan pengembangan bisnis.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, penyerapan right issue untuk porsi publik yang mencapai 93,68 persen hingga periode terakhir transaksi, menunjukkan tingginya minat dan partisipasi pemegang saham publik dan tingkat kepercayaan pemegang saham terhadap SIG.
Perusahaan menjalankan inisiatif-inisiatif strategis yang telah dilakukan sehingga dapat mencatatkan kinerja positif berdasarkan laporan keuangan perusahaan per September 2022.
"Kesuksesan right issue ini menjadi motivasi bagi SIG untuk terus tumbuh di tengah kondisi industri semen yang kompetitif. SIG akan selalu berupaya mencatatkan kinerja positif sebagai bentuk tanggung jawab serta komitmen Perusahaan untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham," pungkas Vita Mahreyni. [ast]