WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dampak psikologis kembalinya cahaya mulai menyentuh batin masyarakat Sumatra Barat ketika PLN memulihkan kelistrikan pascabencana.
Untuk pertama kalinya setelah hari-hari gelap tanpa penerangan, malam kembali hidup di rumah-rumah warga yang sebelumnya diselimuti kecemasan dan ketidakpastian.
Baca Juga:
Pasokan BBM Macet, Warga Tigalingga Dairi Kesulitan Keluarkan Hasil Tani
“Saya menangis waktu lampu di rumah tiba-tiba nyala, rasanya seperti ada harapan baru,” ujar Yuni, warga Agam yang mengaku selama empat malam hanya mengandalkan lilin sambil menjaga dua anaknya yang ketakutan setiap hujan deras turun.
“Dengan pulihnya kelistrikan, aktivitas masyarakat perlahan dapat berjalan normal,” ujar Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah yang menilai cahaya yang kembali hadir membawa ketenangan bagi keluarga yang sempat terisolasi.
“Dedikasi petugas PLN dan seluruh pihak yang bekerja tanpa henti membuat masyarakat bisa menikmati listrik kembali meski medan sangat berat,” ucap Mahyeldi, yang melihat sendiri sejumlah warga memeluk petugas PLN sebagai ungkapan lega ketika lampu jalan kembali menyala di daerah mereka.
Baca Juga:
Pemerintah Percepat Distribusi Pangan ke Wilayah Terdampak Banjir dan Longsor Tapsel
“Hadirnya listrik adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak sehingga sejak awal kami bekerja all out,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dikutip Minggu (7/12/2025).
“Sesuai arahan Pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, seluruh personel bekerja 24 jam untuk memastikan semua titik terdampak mendapatkan suplai listrik kembali,” sambungnya.
“Kami menyaksikan semangat gotong royong hidup kembali karena Pemerintah Daerah, TNI, Polri, masyarakat dan tim PLN bergerak sebagai satu tubuh dalam misi kemanusiaan mengembalikan terang di Sumatra Barat,” ujar Darmawan.