Selanjutnya, Teten berharap hilirisasi produk ikan bisa dilakukan di daerah lain. Hal itu seperti yang dilakukan Norwegia yang pendapatan terbesarnya dari budidaya ikan salmon.
Ia menerangkan produk setengah jadi ikan bisa menjadi industri farmasi, makanan ternak, pupuk organik, herbal, dan produk kecantikan.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
"Artinya, produk jadi atau setengah jadi dari Berikan Teknologi Indonesia dan Koperasi Mina Bahari ini bisa masuk ke dalam supply chain atau rantai pasok industri, baik dalam dan luar negeri," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Indramayu Hj Nina Agustina mengaku bangga susu ikan pertama di Indonesia dihasilkan dan diproduksi di Indramayu.
"Kami akan terus mendukung penuh dalam pengembangannya ke depan. Apresiasi juga kami sematkan kepada KemenKopUKM atas kolaborasi dan sinergi ini," kata Nina.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
CEO PT Berikan Teknologi Indonesia Yogi Aribawa Krisna menjelaskan inisiatif produksi hidrolisat protein ikan mulai digulirkan sejak 2016, dalam peringatan Hari Ikan Nasional.
Kemudian, pada 2020, saat pandemi, pihaknya mulai proses desain engineering di Bekasi. Lalu, dilanjutkan pembangunan pabrik dan instalasi mesin di Indramayu.
"Pada 2021 kami menjalankan kemitraan dengan Koperasi Nelayan Mina Bahari di Indramayu dengan melaunching Gerakan Merdeka Protein," kata Yogi.