WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki meluncurkan susu ikan pertama di Indonesia. Susu tersebut merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia.
"Ini sesuai dengan program hilirisasi yang melibatkan pelaku koperasi dan UKM, khususnya sektor perikanan, yang sudah digulirkan pemerintah. Ini 100 persen produk asli Indonesia, karena mampu menguasai sektor hulu hingga hilir," ucap Teten pada acara Talkshow (Protein Talk) Merdeka Protein dan Peluncuran Susu Ikan, di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/08/23).
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Teten menerangkan bahan baku ikan diperoleh dari pasar lokal. Kemudian, riset, penelitian, hingga inovasi teknologi dilakukan anak bangsa sendiri.
Pada kesempatan yang sama, Teten juga mendorong Kabupaten Indramayu menjadi miniatur hilirisasi produk perikanan berbasis bahan baku lokal.
"Turunan produk perikanan lainnya bisa juga dikembangkan," terangnya.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Selain ikan dan susu ikan, sambungnya, Indramayu juga dikenal seantero dunia sebagai penghasil rumput laut berkualitas terbaik. Banyak inovasi kelas dunia lahir di Indramayu, khususnya di sektor perikanan.
"Hilirisasi berbasis bahan baku ikan sudah dimulai di Indramayu dengan melibatkan koperasi dan UKM. Ini akan terus kita tingkatkan," ujarnya.
Di samping itu, langkah hilirisasi ini bisa juga menjadi substitusi protein hewani dari susu sapi maupun kambing yang masih didominasi produk impor.
Selanjutnya, Teten berharap hilirisasi produk ikan bisa dilakukan di daerah lain. Hal itu seperti yang dilakukan Norwegia yang pendapatan terbesarnya dari budidaya ikan salmon.
Ia menerangkan produk setengah jadi ikan bisa menjadi industri farmasi, makanan ternak, pupuk organik, herbal, dan produk kecantikan.
"Artinya, produk jadi atau setengah jadi dari Berikan Teknologi Indonesia dan Koperasi Mina Bahari ini bisa masuk ke dalam supply chain atau rantai pasok industri, baik dalam dan luar negeri," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Indramayu Hj Nina Agustina mengaku bangga susu ikan pertama di Indonesia dihasilkan dan diproduksi di Indramayu.
"Kami akan terus mendukung penuh dalam pengembangannya ke depan. Apresiasi juga kami sematkan kepada KemenKopUKM atas kolaborasi dan sinergi ini," kata Nina.
CEO PT Berikan Teknologi Indonesia Yogi Aribawa Krisna menjelaskan inisiatif produksi hidrolisat protein ikan mulai digulirkan sejak 2016, dalam peringatan Hari Ikan Nasional.
Kemudian, pada 2020, saat pandemi, pihaknya mulai proses desain engineering di Bekasi. Lalu, dilanjutkan pembangunan pabrik dan instalasi mesin di Indramayu.
"Pada 2021 kami menjalankan kemitraan dengan Koperasi Nelayan Mina Bahari di Indramayu dengan melaunching Gerakan Merdeka Protein," kata Yogi.
Tahun ini, ucap Yogi, pabrik sudah dalam posisi stabil untuk house production, setelah mendapat Sertifikat Kelayakan Produksi (SKP) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Dengan memiliki sertifikat tersebut, kita sudah memulai langkah usaha memproduksi susu ikan dalam kerjasama B to B," ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap pemerintah menjadikan Indramayu sebagai pilot project pengembangan produksi susu ikan.
"Artinya, ini bisa direplikasi di daerah lain dengan pola Blue Protein dan Blue Economy. Sebab, semua produk hilirisasi ini mengandung hidrolosat protein ikan," pungkasnya.
[Redaktur: Sandy]