WahanaNews.co, Mataram - Dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar global, kolaborasi antar pihak merupakan salah satu hal penting yang harus dioptimalkan. Termasuk kolaborasi antara pemerintah dan berbagai perguruan tinggi.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti di hadapan para mahasiswa saat
memberikan kuliah umum dengan tema ‘Kolaborasi Pemerintah dan Perguruan Tinggi untuk Transformasi UMKM Menuju Pasar Global’ di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (13/12).
Baca Juga:
Gelar Kunjungan Kerja ke Manado, Mendag Pastikan Indonesia Timur Siap Sambut Nataru
Kegiatan turut dihadiri Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Ihsan Rois; Guru Besar Universitas Mataram, Prof. Mansur Afifi; serta sekitar 100 mahasiswa sebagai peserta.
“Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki peran sangat penting dalam mencetak wirausaha dan eksportir baru. Peluang bonus demografi dan potensi generasi muda diharapkan dapat membantu merealisasikan hal tersebut,” ujar Wamendag Roro.
Menurutnya, perguruan tinggi diharapkan menjadi sumber informasi yang handal terkait informasi sumber daya dan potensi ekspor yang dapat dikembangkan berdasarkan keunggulan serta kearifan lokal tiap daerah.
Baca Juga:
Terkait Kasus Impor Gula, Kejagung Periksa Pejabat Kemendag
“Dengan begitu, selain memiliki wirausaha yang unggul, nantinya masing-masing daerah memiliki produk unggulan siap ekspor dan berdaya saing di pasar global,” jelas
Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag Roro menyampaikan, kewirausahaan merupakan salah satu modal penting untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Hal ini sejalan dengan Asta Cita ketiga
pemerintah yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan,
mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Wirausaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia dengan jumlahnya yang mencapai 99 persen dari total keseluruhan unit usaha di Indonesia.
UMKM berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB nasional, menyumbang 97 persen lapangan pekerjaan, dan berperan sebesar 15,65 persen terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia. Namun demikian, UMKM Indonesia masih menghadapi banyak kendala antara lain berupa produktivitas, permodalan, penguasaan teknologi, dan akses pasar.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]